Cookie Consent by Official Cookie Consent Gerakmu adalah makna hidupmu | FISIKA
Rabu, 02 Oktober 2019

Gerakmu adalah makna hidupmu

Assalamualaikum wr wb sobat, sebelumnya saya ingin mengatakan bahwa artikel ini saya tulis bukan berarti saya ingin menggurui atau merasa paling pintar dan benar akan tetapi saya hanya sekedar ingin sharing dengan sobat-sobat yang membaca tulisan ini. Oleh karena itu saya juga berharap ada respon sehingga kita bisa sama-sama belajar untuk lebih memahami yang sebelumnya belum dipahami. Oh ia, tolong maafkan jika tulisan ini agak semrawut susunan bahasa ataupun tanda baca, harap maklum karena masih belajar tulis artikel. Hehehee.....  Silahkan menikmati
Sering sekali saya sendiri merasakan atau melihat bagaimana orang-orang bilang “enak ya jadi orang itu punya ini itu, ,, bisa ini bisa itu dan bla ...bla... bla...” sehingga secara tidak sadar kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang mana  dapat memicu sifat iri, dengki, atau bahkan bisa membuat kita jadi minder (perbandingan yang menghasilkan dampak negatif kalau bisa dihindari). Padahal menurut saya pribadi kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain karna terlalu banyak variabel berbeda yang terlibat di dalamnya daripada variabel yang sama. Contoh misal cara orang tua mendidik, lingkungan rumah, lingkungan sekolah, guru yang mengajar di sekolah  dan masih banyak lagi, sehingga tidak relevan untuk dibandingkan (tapi kalau bisa memotivasi kita sih tidak papa,,hehehe). Nah dalam kesempatan kali ini saya ingin sharing bagaimana cara kita (menurut saya) untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan konsep gerak yang ada di pelajaran fisika (maklum saya berkecimpung di dunia pendidikan bidang fisika) .

Dalam pelajaran fisika kita mengenal konsep “gerak” yang mana gerak didefinisikan  sebagai perubahan kedudukan atau posisi suatu benda terhadap titik acuannya.  Berdasarkan definisi tersebut maka gerak itu sangat bergantung pada titik acuan sehingga gerak benda bersifat relatif. Untuk mempermudah pemahaman sobat-sobat bisa perhatikan ilustrasi berikut.

https://id.pinterest.com/pin/129900770480604709
berdasarkan gambar tersebut misalkan anak yang dipinggir jalan dan yang di atas truk diberi pertanyaan “siapakah yang menurutmu bergerak”. Menurut  anak yang berada di pinggir jalan, maka kedua anak yang berada di bak truk dan supir bergerak sedangkan menurut  anak  yang berada di bak truk, pak supir diam dan anak dipinggir jalan yang bergerak. Dalam pembahasan fisika jawaban kedua anak tersebut benar karena acuan yang mereka pakai berbeda, keduanya memakai acuan diri mereka sendiri dimana anak yang dipinggir jalan tidak ikut bergerak dengan truk, sehingga ia mengatakan truknya bergerak. Sedangkan anak yang di atas truk ikut bergerak bersama dengan truk sehingga mengira supir truk diam dan anak yang dipinggir jalan yang bergerak. Oleh karena itu dalam fisika mengenal yang namanya gerak nyata (gerakan air hujan, gerakan sungai) dan gerak semu (gerak matahari dari timur ke barat, pohon yang seolah-olah bergerak ketika kita naik kereta api). Contoh yang lain misal mintalah seorang temanmu untuk berdiri di hadapanmu, kemudian mintalah ia untuk bergeser ke kanan. Menurut kamu ia bergeser ke kanan atau ke kiri??.  Itu tadi sedikit penjelasan terkait dengan gerak, semoga sobat-sobat paham.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menemukan bahwa gerak benda itu relatif yang artinya bergantung pada titik acuan kita dalam mengamati gerak tersebut. Menurut KBBI relatif adalah tidak mutlak atau nisbi, sehingga pada dasarnya segala sesuatu yang ada di dunia ini bersifat relatif bahkan menurut mbah Einstein waktu juga relatif loh. Hal ini mirip dengan ungkapan orang jawa bahwa “sejatine urip iku mung sawang sinawang”
Dengan konsep  itu, seharusnya kita bisa menggunakannya ketika menghadapi persoalan-persoalan dalam hidup kita.  Misalnya
1)        ketika kita merasa minder pada diri kita karena tidak bisa seperti seseorang yang kita lihat maka kita akan diselimuti rasa pesimis. Rasa pesimis ini berbahaya jika berkelanjutan karena dapat membuat diri kita tidak mau berusaha, tidak berkembang, semakin tertinggal dengan orang-orang lainnya dan yang paling penting kita akan menjadi lupa bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Ketika kita menghadapi permasalahan seperti itu , mungkin pola pikir kita bisa sedikit diubah menjadi “dia makan nasi, saya juga makan nasi, kenapa dia bisa saya enggak?” dengan pemikiran seperti itu mungkin kita bisa menjadi lebih termotivasi dan lebih optimis menjalani hidup.
2)        Kadang kita merasa iri terhadap keberhasilan orang lain sehingga kita tidak suka dengan orang itu bahkan sampai ingin menggagalkan segala usaha orang itu agar dia tidak berhasil. Kalau dipikirkan lebih jauh sebenarnya kita hanya menghabiskan waktu dan energi kita hanya untuk mengamati orang tersebut, menantinya melakukan kesalahan yang nantinya dapat kita sebarluaskan kegagalannya sampai lupa dengan apa yang sudah kita dapatkan. Jika kita mengalami masalah seperti itu, kenapa kita tidak mencoba memberinya selamat atas keberhasilannya dan melihat orang lain yang “kurang beruntung” dari kita sehingga kita dapat mensyukuri apa yang sudah kita capai dan menghilangkan rasa iri hati.
3)        Untuk para generasi milenial ini, mungkin ada yang pernah di undang ke pernikahan mantan dan memberanikan diri untuk hadir. Ketika disana kita di­-bully habis-habisan sama teman-teman, dibilang selama ini jagain jodohnya oranglah, pacaran sama kita tapi nikahnya sama yang lain. Atau masih banyak lagi. Sehingga membuat kita merasa menjadi manusia yang paling tidak beruntung di dunia ini dan hari-hari seakan-akan menjadi kelam (wkwkw sedikit lebay). Kalau kita bisa sedikit mengubah pola pikir kita  menjadi “ah ternyata suaminya lebih pendek dari aku” (agak ekstrim hehehe) atau “jika aku menjaga jodoh orang lain dg baik, tentu jodohku akan DIA jaga dengan baik” mungkin kita tidak akan merasa menjadi orang yang paling tidak beruntung dan kita dapat hadir ke pernikahan mantan dengan tengah, bahkan bisa membuat pengantinya yang salah tingkah, wkwkwwk  ­

Jadi kesimpulannya setiap masalah yang menghampiri kita itu bersifat relatif dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, satu sudut pandang yang membuat kita semakin pesimis atau sudut pandang yang membuat kita semakin termotivasi dan optimis untuk maju menjalani hidup agar lebih baik, semua itu bergantung dari diri kita sendiri mau melihat suatu masalah dari sudut pandang yang mana. Demikian sedikit sharing dari saya, semoga dapat membantu sobat-sobat dan memberikan manfaat untuk kita semua.  Artikel ini saya tutup dengan kalimat

gerak itu relatif, bergantung titik acuan untuk mengamati
susah dan senang juga relatif, bergantung sudut pandang  untuk memaknai

wassalamualaikum wr. wb

2 komentar:

  1. Setiap orang punya jalan hidup sendiri gan dan hidup kita bukan perbandingan 😁

    BalasHapus

Mode Malam