Cookie Consent by Official Cookie Consent FISIKA | Filosofi berselimut matematika
Minggu, 31 Juli 2022
no image

Terbaru! Definisi 1 Kilogram Standart

terbaru definisi 1 kilogram standart

Menurut, Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya menjelasakan definisi kilogram sebagai satuan massa dalam sistem internasional satuan (The International System of Units) secara resmi berubah. Akan tetapi hal ini tidak akan mengubah penggunaan satuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pada dasarnya 1 kilogram tetaplah 1.000 gram. "Yang berubah adalah definisi kilogramnya sebagai satuan massa dalam sistem internasional satuan," menurut beliau dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019. Perbedaan defisini yang baru ini lebih pada satuan tidak lagi berbasis artefak, tapi berbasis pada sifat atomik dan konstanta alam

Selama 130 tahun, satuan massa kilogram telah didefinisikan sebagai berat dari sebuah silinder platinum-iridium yang disimpan dalam lemari besi terkunci di Paris. Hal ini, merujuk pada logam di Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan (BIPM) Perancis yang merupakan Prototipe Kilogram Internasional. Istilah populernya disebut dengan Le Grand K. 

Akan tetapi pada tahun 1989, ditemukan fakta mengejutkan para ahli metrology (ilmu ukur) dunia, Yakni Prototipe Kilogram Internasional ternyata menjadi 50 mikrogram lebih ringan daripada replika yang telah disebarkan di seluruh dunia. Meskipun 50 mikrogram mungkin tidak banyak, namun perubahan itu menunjukkan bahwa beratnya tidak lagi akurat untuk digunakan dalam penelitian dan aplikasi teknologi canggih.

Pada 16 November 2018 melalui Konferensi Umum Takaran dan Ukuran ke-26 yang berlangsung di Versailes, Perancis, komunitas metrologi dunia menyetujui perubahan definisi Sistem Internasional Satuan (SI). Perubahan SI ini penting karena mengubah basis definisi sehingga semua satuan dasar terhubung langsung dengan konstanta alam yang jauh lebih pasti, ujarnya. Akhirnya pada 20 Mei 2019, tepat pada Hari Metrologi Dunia ke-144, definisi baru satuan-satuan SI resmi berlaku, tambah dia.

Definisi baru satu kilogram pada masa sekarang didasarkan pada tiga konstanta mendasar, yakni kecepatan cahaya; radiasi gelombang mikro alami atom cesium; dan konstanta Planck, yang menggambarkan ukuran paket energi yang digunakan atom dan partikel lain untuk menyerap dan memancarkan energi. Pembaruan definisi ini, hanya berdampak pada lembaga metrologi (pengukuran) dan organisasi-organisasi yang bekerja dalam merealisasikan unit-unit SI, namun memperkecil ketidakpastian dan meningkatkan stabilitas satuan.

Pembaruan definisi ini, urainya juga hanya memberikan dampak pada industri-industri yang bekerja pada level kepresisian yang tinggi, seperti industri optik untuk komunikasi dan industri pesawat luar angkasa.


Jumat, 01 Juli 2022
Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Untuk lebih memahami materi tentang besaran dan pengukuran yang dipelajari di kelas 10 pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan beberapa soal. Soal – soal yang ada di bawah ini sudah disertai pembahasannya dan dihimpun dari berbagai sumber. Selamat menikmati

Soal nomor 1
Notasi ilmiah dari bilangan 0,000 000 022 348 adalah ....
A. 22,348 x 10-9
B. 22,348 x 10-10
C. 2,23 x 10-5
D. 2,2348 x 10-8
E. 2,2348 x 10-9
Kunci jawaban: "D"

pembahasan soal nomor 1:

Bilangan pokok untuk menuliskan notasi ilmiah adalah antara 1 – 9,999. Sehingga angka di atas jika di tulis menggunakan notasi ilmiah memiliki bilangan pokok 2,2348 dengan tanda koma bergeser ke kanan (semakin berkurang pangkatnya) sebanyak 8 langkah. Jadi penulisan notasi ilmiahnya yang benar adalah 2,2348 x 10-8

Soal nomor 2
Panjang sebatang paku diukur dengan jangka sorong adalah 58,80 mm. Hasil pengukuran tersebut ditulis dengan sistem eksponensial (notasi ilmiah) adalah ....
A. 5,890 x 101 mm
B. 5,89 x 101 mm
C. 5,9 x 101 mm
D. 5,890 x 102 mm
E. 5,89 x 102 mm
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 2:

Bilangan pokok untuk menuliskan notasi ilmiah adalah antara 1 – 9,999. Sehingga angka di atas jika di tulis menggunakan notasi ilmiah memiliki bilangan pokok 5,880 dengan tanda koma bergeser ke kiri (semakin bertambah pangkatnya) sebanyak 1 langkah. Jadi penulisan notasi ilmiah yang benar adalah 5,880 x 101 mm = 5,89 x 101 mm (memiliki 2 angka di belakang tanda koma)

Soal nomor 3
Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut:

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Selisih tebal kedua pelat besi tersebut adalah ....
A. 0,3 mm
B. 0,6 mm
C. 0,7 mm
D. 0,8 mm
E. 1,7 mm
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 3:

Membaca hasil pengukuran jangka sorong, perlu diperhatikan Skala Utama (SU) dan Skala Nonius (SN) seperti gambar berikut :

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Gambar 1
Pembacaan Skala Utama = 2,4 cm
Pembacaan Skala Nonius = 1 x 0,01 = 0,01 cm
Hasil pengukuran = 2,4 + 0,01
H1 = 2,41 cm
Gambar 2
Pembacaan Skala Utama = 2,3 cm
Pembacaan Skala Nonius = 4 x 0,01 = 0,04 cm
Hasil pengukuran = 2,3 + 0,04
H2 = 2,34 cm
Selisih hasil pengukuran
∆H = 2,41 – 2,34
∆H = 0,07 cm
∆H = 0,7 mm

Soal nomor 4
Pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, seorang siswa mengukur dimensi balok tinggi, dan lebar dengan hasil pengukuran sebagai berikut:

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Volume balok tersebut sesuai kaidah angka penting adalah ....
A. 176 cm3
B. 176,0 cm3
C. 176,2 cm3
D. 176,28 cm3
E. 176,282960 cm3
Kunci jawaban: "A"

pembahasan soal nomor 4:

Sama dengan soal sebelumnya, Membaca hasil pengukuran jangka sorong, perlu diperhatikan Skala Utama (warna merah) dan Skala Nonius (warna biru) seperti gambar berikut :

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Gambar kiri
Pembacaan Skala Utama = 4,2 cm
Pembacaan Skala Nonius = 9 x 0,01 = 0,09 cm
Hasil pengukuran = 4,2 + 0,09
H1 = 4,29 cm (3 angka penting)
Gambar tengah
Pembacaan Skala Utama = 5,6 cm
Pembacaan Skala Nonius = 6 x 0,01 = 0,06 cm
Hasil pengukuran = 5,6 + 0,06
H2 = 5,66 cm (3 angka penting)
Gambar kanan
Pembacaan Skala Utama = 7,2 cm
Pembacaan Skala Nonius = 6 x 0,01 = 0,06 cm
Hasil pengukuran = 7,2 + 0,06
H3 = 7,26 cm (3 angka penting)
Sehingga volume dari balok tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:
V = 4,29 x 5,66 x 7,26
Hasil perkaliannya harus terdiri dari 3 angka penting, sehingga tanpa mengetahui hasil perhitungannya, kita dapat mengetahui bahwa pilihan yang terdiri dari 3 angka penting hanya pilihan A

Soal nomor 5
Gambar sekelompok siswa melakukan percobaan gotri menggunakan mikrometer sekrup seperti gambar berikut ini maka hasil pengukuran yang dilakukan siswa adalah ....

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Besaran Hasil
A. Jari-jari 9,40 mm
B. Diameter 9,40 mm
C. Lebar 9,54 mm
D. Jari-jari 9,54 mm
E. Diameter 9,90 mm
Kunci jawaban: "E"
pembahasan soal nomor 5:

Perhatikan bahwa yang diukur adalah gotri (berbentuk bulat) sehingga jelas mikrometer tersebut mengukur diameter dari gotri (perhatikan pilihan B dan E). untuk menentukan hasil pengukuran mikrometer perhatikan skala utama (warna merah) dan skala putar (warna biru) seperti pada gambar berikut:

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Skala utama = 9,5 mm
Skala putar = 40 x 0,01 = 0,4 mm
Hasil pengukuran = 9,5 + 0,4
Hasil = 9,9 mm

Soal nomor 6
Hasil pengukuran ketebalan sebuah pelat kayu tipis dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar di bawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah ....

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 6:

Hasil pengukuran 2,92 mm, itu merupakan penjumlahan dari 2,5 + 4,2 dimana 2,5 adalah skala utama dan 4,2 merupakan skala putar. Dari skala putarnya maka kita dapat mengetahui bahwa hanya jawaban B dan D , dan dari skala utamanya jawaban yang benar hanya B

Soal nomor 7
Hasil pengukuran diameter pipa kecil dengan menggunakan mikrometer sekrup ditunjukkan gambar di bawah ini. Hasil pengukurannya adalah ....

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

A. 7,50 mm
B. 7,55 mm
C. 7,75 mm
D. 7,90 mm
E. 8,00 mm
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 7:

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Hasil pengukuran : SU + SP Hasil pengukuran : 7,5 + (25 x 0,01) Hasil pengukuran : 7,5 + (0,25 ) Hasil pengukuran : 7,75 mm

Soal nomor 8
Suppose speed of light (c), force (F) and kinetic energi (K) are taken as the fundamental units, then the dimensional formula for mass will be...
A. [Kc-2]
B. [cK-2]
C. [KF-2]
D. [Fc-2]
Kunci jawaban: "A"

pembahasan soal nomor 8:

Berdasarkan soal diketahui
Kecepatan cahaya (c) satuannya m.s-1 dimensinya [LT-1]
Gaya (F) satuannya N atau kgm.s-2 dimensinya [MLT-2]
Energi kinetik (K) satuannya J atau kgm2s-2 dimensinya [ML2T-2]
Persamaan massa?
Dengan menggunakan analisis dimensi kita dapat menuliskan persamaan umumnya yakni
m = kcxFyKz
dimana k adalah konstanta dimensi,
[M] = [LT-1]x [MLT-2]y [ML2T-2]z
[M] = [M]y+z [L]x+y+2z [T]-x-2y-2z
Dari persamaan di atas kita dapat menulis
y + z = 1 ... (1)
x + y + 2z = 0 ... (2)
–x – 2y – 2z = 0 ... (3)
Dengan menambahkan persamaan (2) dan (3) kita dapatkan
y = 0
sehingga
z = 1
x = -2
maka persamaan umumnya menjadi
m = kcxFyKz
m = [Kc-2]

Soal nomor 9
The dimension of magnetic flux is ....
A. MLT-1A-1
B. ML-1TA-2
C. ML-2T-2A-2
D. ML-2T-2A-1
Kunci jawaban: "D"

pembahasan soal nomor 9:

Persamaan fluks magnetik adalah
ϕ = B x A
ϕ = T x m2 → (T = kgA-1s-1)
ϕ = kgA-1s-2 m2
jadi dimensi dari fluks magnetik adalah
ϕ = [M][L]2[T]-2[A]-1

Soal nomor 10
If dimensions of length are expressed as Gx cy hz, where G, c, and h are the universal gravitational constant, speed of light and Planck’s constant respectively, then
A. x = 1/2, y = 1/2, z = 1/2
B. x = 1/2, y = -3/2, z = 1/2
C. x = 3/2, y = 1/2, z = ½
D. x = -1/2, y = -1/2, z = -1/2
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 10:

berdasarkan soal dapat diketahui
“G” adalah konstanta umum gravitasi dengan satuan m3 kg-1 s-2 dan dimensinya [L3M-1T-2]
“c” adalah cepat rambat cahaya dengan satuan ms-1 dan dimensinya [LT-1]
“h” adalah konstanta planck dengan satuan kgm2s-1 dan dimensinya [ML2T-1]
Dengan menggunakan analisis dimensi kita dapat menuliskan persamaan umum panjang (L) sebagai berikut
L = kGxcyhz
Dimana k adalah konstanta dimensi,
[L] = [L3M-1T-2]x [LT-1]y [ML2T-1]z
[L] = [L]3x+y+2z [M]-x+z [T]-2x-y-z
Dari persamaan di atas kita dapat menuliskan
3x + y + 2z = 1 ... (1)
-x + z = 0 ... (2)
-2x – y – z = 0 ...(3)
Berdasarkan persamaan (2) kita dapatkan bahwa
x = z ... (4)
jika kita jumlahkan persamaan (1) dan (3) kita dapatkan
x + z = 1 ... (5)
maka
x + x = 1
2x = 1
x = ½
z = ½
y = -3/2

Soal nomor 11
The dimensions of a/b in the equation P = (a – t2)/bx, where P is pressure, x is distance and t is time are ....
A. [M2LT-3]
B. [ML0T-2]
C. [ML3T-1]
D. [M0LT-3]
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 11:

Berdasarkan soal maka dapat diketahui
“P” adalah tekanan dengan satuan kg m-1 s-2 dan dimensi [M][L]-1[T]-2
“x” adalah jarak dengan satuan m dan dimensi [L]
“t” adalah waktu dengan satuan s dan dimensi [T]
Perhatikan persamaan
P = (a – t2) / bx
Karena “a” dikurangi dengan t2, maka besaran “a” memiliki satuan yang sama dengan satuan t2 yang memiliki dimensi [T]2
(ingat, agar besaran bisa dikurangi atau dijumlahkan satuannya atau dimensinya harus sama)
Sehingga kita dapat menentukan dimensi dari “b” dengan melakukan analisis dimensi pada persamaan tersebut seperti berikut

Soal Fisika : Besaran dan Pengkuran (Full Pembahasan)

Soal nomor 12
The mass of a block is 87,2 g and its volume is 25 cm3. Its denstity upto correct significant figure is ...
A. 3,488 g.cm-3
B. 3,48 g.cm-3
C. 3,5 g.cm-3
D. 3,4 g.cm-3
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 12:

Berdasarkan soal dapat diketahui
m = 87,2 g (3 angka penting)
V = 25 cm3 (2 angka penting)
Massa jenis (ρ) ... ?
ρ = m : V
ρ = 87,2 : 25
ρ = 3,488 g/cm3
untuk perkalian dan pembagian sesuai dengan aturan angka penting, maka hasilnya mengikuti jumlah angka penting yang paling sedikit (2 angka penting), sehingga hasil perhitungan massa jenis di atas ditulis dalam 2 angka penting manjadi
ρ = 3,5 g/cm3

Rabu, 15 Juni 2022
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Untuk lebih memahami interferensi celah ganda gelombang cahaya yang dipelajari di kelas 11 pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan beberapa soal. Soal – soal yang ada di bawah ini sudah disertai pembahasannya dan dihimpun dari berbagai sumber. Selamat menikmati

Soal nomor 1
Pada percobaan Young digunakan 2 celah sempit yang berjarak 2 mm satu sama lain dan layar dipasang 1 m dari celah tersebut. Jika dihasilkan terang ke dua pada jarak 0,5 mm dari terang pusat, maka panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah ....
A. 2,5 x 10-7 m
B. 3,3 x 10-7 m
C. 5,0 x 10-7 m
D. 1,0 x 10-6 m
E. 5,0 x 10-6 m
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 1:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 2 mm = 2 . 10-3 m
R = 1 m
m = 2
y = 0,5 mm = 5 . 10-4 m
λ .... ?
dy/R = mλ
dy = mλR
2 . 10-3 x 5 . 10-4 = 2 λ 1
λ = 5 . 10-7 m

Soal nomor 2
Seberkas cahaya monokromatis dijatuhkan pada dua celah sempit vertical berdekatan dengan jarak d = 0,01 mm. Pola interferensi yang terjadi ditangkap pada jarak 20 cm dari celah. Diketahui bahwa jarak antar garis gelap pertama di sebelah kiri dan kanan adalah 7,2 mm. Panjang gelombang berkas cahaya ....
A. 180 mm
B. 270 mm
C. 360 mm
D. 720 mm
E. 1800 mm
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 2:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 0,01 mm = 10-5 m
R = 20 cm = 2 . 10-1 m
Jarak gelap pertama di sebelah kiri dan kanan = 7,2 mm = 7,2 . 10-3 m
λ ... ?
jarak antara gelap di sebelah kiri dan gelap di sebelah kanan sama dengan jarak antar gelap yang berdekatan (1 frinji), sehingga kita dapat menggunakan persamaan, Untuk lebih memahami materi tentang frinji, silahkan dibaca “Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)”.
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 3
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Gambar di samping menunjukkan percobaan Young dengan d adalah jarak antar celah dan P3 adalah garis terang orde 3. Jika panjang gelombang yang digunakan adalah 600 nm (1 nm = 10-9 m), jarak antar celah adalah ....
A. 1,6 x 10-1 mm
B. 1,6 x 10-2 mm
C. 3,0 x 10-3 mm
D. 1,6 x 10-3 mm
E. 2,0 x 10-3 mm
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 3:

Berdasarkan soal dapat diketahui
λ = 600 nm = 6 . 10-7 m
m = 3
θ = 37o
d ... ?
untuk menyelesaikan soal ini kita dapat menggunakan persamaan
d sin θ = m λ
d sin 37o = 3 . 6 10-7
d . 0,6 = 3 . 6 . 10-7
d = 3 . 10-6 m
d = 3 . 10-3 mm

Soal nomor 4
Sebuah sumber cahaya memancarkan cahaya tampak dalam dua macam panjang gelombang, yaitu λ = 420 nm dan λ’ = 560 nm. Sumber cahaya ini digunakan dalam interferensi celah rangkap dengan jarak antar celah 0,025 mm dan jarak celah ke layar 2 m. Jarak antara kedua cahaya tersebut pada pita terang keempat adalah ....
A. 2,4 cm
B. 4,48 cm
C. 7,7 cm
D. 9,2 cm
E. 17 cm
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 4:

Berdasarkan soal dapat diketahui
λ = 420 nm = 4,2 . 10-7 m
λ’ = 560 nm = 5,6 . 10-7 m
d = 0,025 mm = 2,5 . 10-5 m
R = 2 m
m = 4
∆y ... ?
Dari persamaan
dy/R = mλ
y = mλR/d
kita dapat menuliskan
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 5
Seberkas cahaya yang terdiri dari dua panjang gelombang 5200 Å dan 6500 Å digunakan untuk menghasilkan pita-pita interferensi dalam percobaan Young. Berapakah jarak terpendek dari terang pusat di mana pita terang yang dihasilkan kedua gelombang berhimpit? Jarak antara celah adalah 2,00 mm dan jarak antara bidang celah dan layar adalah 120 cm
A. 2,16 mm
B. 1,56 mm
C. 1,30 mm
D. 0,65 mm
E. 0,52 mm
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 5:

Berdasarkan soal dapat diketahui
λ1 = 5200 Å = 5,2 . 10-4 mm
λ2 = 6500 Å = 6,5 . 10-4 mm
d = 2,00 mm
R = 120 cm = 1,2 . 103 mm
Pita terang kedua cahaya berhimpit artinya y1 = y2
y ... ?
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
hasil di atas menunjukkan bahwa pita terang kedua panjang gelombang berhimpit saat pita terang cahaya pertama memiliki orde 4 dan pita terang cahaya kedua memiliki orde 5, sehingga jarak terpendeknya dapat ditentukan dengan cara
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 6
Dalam sebuah percobaan celah ganda, kita dapat meningkatkan jarak antarfrinji terang pada pola interferensi yang tampak pada layar dengan ....
A. Menggunakan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek
B. Menggeser layar mendekati celah ganda
C. Menggeser celah saling mendekati
D. Menggunakan cahaya dengan cepat rambat yang lebih rendah
E. Menggunakan cahaya dengan intensitas lebih kuat
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 6:

Berdasarkan persamaan
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Berdasarkan persamaan di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa lebar frinji

  1. Sebanding dengan jarak celah ke layar (R)
  2. Sebanding dengan Orde pita yang terbentuk (m)
  3. Sebanding dengan panjang gelombang (λ)
  4. Berbanding terbalik dengan jarak dua celah (d)
Jadi untuk meningkatkan jarak antar frinji (y) dapat dilakukan dengan cara
  1. Memperpanjang jarak celah ke layar (R)
  2. Semakin besar orde pita (m)
  3. Semakin besar panjang gelombang yang digunakan
  4. Semakin kecil jarak kedua celah
Jadi jawaban yang tepat untuk soal ini adalah “C”
Menggeser celah saling mendekati

Soal nomor 7(UTBK 2017 kode 150)
Pada suatu percobaan Young digunakan dua celah yang jarak antara keduanya 0,06 mm. Jika layar diletakkan sejauh 3 m dari celah dan panjang gelombang cahaya yang digunakan 600 nm, maka pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
(1) Percobaan di atas memperlihatkan diferensi cahaya
(2) Jarak pita terang ke 4 adalah 12,0 cm dari pusat
(3) Gelombang di atas merupakan gelombang elektromagnetik
(4) Jarak antara dua pita terang yang berurutan adalah 3,0cm
A. Jika jawaban (1), (2), dan (3) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (4) benar
D. Jika jawaban (4) saja yang benar
E. Jika semua jawaban benar
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 7:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 0,06 mm = 6 . 10-3 cm
R = 3 m = 3 . 102 cm
λ = 600 nm = 6 . 10-5 cm
karena disebutkan digunakan dua celah maka, percobaan tersebut merupakan percobaan interferensi cahaya (pernyataan (1) salah)
untuk m = 4,
y = mRλ/d
y = 4 . 3 . 102 . 6 . 10-5 / 6 . 10-3
y = 12 cm (pernyataan (2) benar)
karena pernyataan (1) salah dan pernyataan (2) benar maka pilihan yang paling mungkin adalah “C”

Soal nomor 8
Dua puluh pola gelap terang interferensi menyebar 4 cm pada layar yang jaraknya 50 cm dari dua celah yang jaraknya 0,01 cm, besar panjang gelombang yang melewati celah adalah ....
A. 50 nm
B. 100 nm
C. 300 nm
D. 400 nm
E. 500 nm
Kunci jawaban: "D"

pembahasan soal nomor 8:

Berdasarkan soal dapat diketahui
m = 20
ytot = 4 cm = 4 . 107 nm
R = 50 cm = 5 . 108 nm
d = 0,01 cm = 105 nm
λ ... ?
untuk 20 pola gelap terang lebarnya 4 cm, maka untuk satu pola gelap terang yang berdekatan adalah 0,2 cm (½ ∆y = 0,2 cm = 2 . 106 nm)
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 9
Pada percobaan celah ganda dengan jarak antar celah 1 mm dan layar yang berjarak 1 meter dari celah. Jika panjang gelombang yang digunakan adalah 6000 Å, maka jarak terdekat antara garis gelap kedua dengan garis terang keempat adalah ....
A. 0,9 mm
B. 1,5 mm
C. 1,8 mm
D. 9 mm
E. 15 mm
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 9:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 1 mm
R = 1 m = 103 mm
λ = 6000 Å = 6 . 10-4 mm
jika jarak antara gelap dan terang yang berdekatan kita sebut ½ ∆y, maka dari gelap kedua ke garis terang keempat ada 5 . ½ ∆y, seperti terlihat pada gambar berikut
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Sehingga persamaannya menjadi
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 10
Dalam percobaan celah ganda Young, jarak pisah antara kedua celah dijadikan setengah kali dan jarak antara celah dan layar dijadikan dua kali semula. jarak antara dua pita terang yang berdekatan adalah ....
A. Seperempat kali
B. Setengah kali
C. Tidak berubah
D. Dua kali
E. Empat kali
Kunci jawaban: "E"

pembahasan soal nomor 10:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d2 = ½ d1
R2 = 2 R1
∆y2 = ... ∆y1
Berdasarkan persamaan
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Maka kita dapat mengetahui bahwa
Jarak dua pita terang berdekatan sebanding dengan jarak celah ke layar dan berbanding terbalik dengan jarak dua celah, sehingga kita dapat menuliskan persamaan perbandingannya
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 11
Cahaya laser dikenakan pada pasangan celah sangat sempit yang terpisah 0,5 µm. Pola terang hasil interferensi, terbentuk di layar terpisah sejauh 1,0 mm. Bila frekuensi laser dijadikan dua kali, jarak pisah antar pola terang yang terbentuk pada layar menjadi …
A. 0,25 mm
B. 0,5 mm
C. 1,0 mm
D. 2,0 mm
E. 2,5 mm
Kunci jawaban: "B"

pembahasan soal nomor 11:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 0,5 μm = 5 . 10-4 mm
∆y1 = 1 mm
f2 = 2f1
persamaan untuk pola terang interferensi adalah
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa melihat bahwa ,Jarak antar terang berbanding terbalik dengan frekuensi, sehingga kita dapat menuliskan persamaan perbandingannya
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 12
Jika panjang gelombang cahaya yang digunakan pada percobaan Young digandakan, maka jarak antarpola terang yang berurutan menjadi setengah kalinya
SEBAB
Interferensi maksimum pada percobaan Young terjadi jika beda panjang lintasan gelombang cahaya merupakan kelipatan bulat panjang gelombangnya
A. Jika pernyataan benar, alasan benar, kedua menunjukkan hubungan sebab akibat
B. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat
C. Jika pernyataan benar, alasan salah
D. Jika pernyataan salah, alasan benar
E. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah
Kunci jawaban: "D"

pembahasan soal nomor 12:

Berdasarkan persamaan
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Maka, panjang gelombang sebanding dengan jarak antarpola terang yang berdekatan, sehingga jika panjang gelombang digandakan maka jarak antar pola terangnya juga digandakan (pernyataan salah)
Pola terang pada interferensi akan terbentuk jika yang terjadi adalah interferensi konstruktif atau kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombangnya (alasan benar)

Soal nomor 13
The maximum number of possible interference maxima for slit separation equal to twice the wavelength in Young's double slit experiment is....
A. Infinite
B. Three
C. Five
D. Zero
Kunci jawaban: "C"

pembahasan soal nomor 13:

Berdasarkan soal dapat diketahui
d = 2λ
Interferensi maksimum dapat ditentukan dengan persamaan
d sin θ = mλ
2λ sin θ = mλ
2 sin θ = m
(nilai maksimum dari sin θ = 1)
m = 2
artinya orde maksimum dari pola terang adalah terang kedua, sehingga jumlah maksimal pola terang yang terbentuk adalah 0, ±1, ±2
Ada lima buah (tanda ± berarti ada dua pola terang yakni sebelah kiri terang pusat dan sebelah kanan terang pusat)

Soal nomor 14

Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
A Young’s double slit interference arrangement with slits S1 and S2 is immersed in water (refractive index = 4/3) as shown in the figure. The positions of maxima on the surface of water are given by x2 = p2m2λ2 – d2, where l is the wavelength of light in air (refractive index = 1), 2d is the separation between the slits and m is an integer. The value of p is ....

pembahasan soal nomor 14:

Gambar di atas, dapat kita lukis ulang sebagai berikut

Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Berdasarkan gambar di atas kita dapat menuliskan
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Interferensi maksimum pada titik P akan terjadi jika ∆x = mλ
Dari kedua persamaan tersebut kita dapat menggabungkannya seperti berikut
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Soal nomor 15
If the ratio of maximum and minimum intensities of an interference pattern is 36 : 1, then the ratio of amplitudes of the two interfering waves will be
A. 3 : 7
B. 4 : 7
C. 7 : 4
D. 7 : 5
Kunci jawaban: "D"

pembahasan soal nomor 15:

Berdasarkan soal dapat diketahui
Imax : Imin = 36 : 1
Hubungan antara intensitas gelombang dan amplitudo dapat ditentukan sebagai berikut
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11
Pada persamaan di atas, terlihat bahwa Intensitas sebanding dengan kuadrat amplitudonya. Perlu diperhatikan bahwa

  • intensitas maksimum (terang) akan terjadi jika amplitudonya saling menguatkan (interferensi konstruktif)
  • intensitas minimum (gelap) akan terjadi jika amplitudonya saling melemahkan (interferensi destruktif)
Sehingga kita bisa menuliskan persamaan perbandingannya sebagai berikut
Latihan Soal Interferensi Cahaya Pada Celah Ganda| Fisika Kelas 11

Demikian beberapa soal dan pembahasan tentang interferensi cahaya pada celah ganda (materi fisika kelas 11) semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.
Rabu, 08 Juni 2022
Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)

Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)

Pada interferensi celah ganda gelombang cahaya akan terbentuk pola gelap dan terang seperti yang digambarkan sebagai berikut.

Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)

Pola terang dan gelap yang terbentuk sebagai hasil dari interferensi konstruktif dan destruktif. Dimana y merupakan jarak terang atau gelap dari terang pusat (TP) sedangkan ∆y adalah jarak antar terang yang berdekatan (misalkan terang 1 ke terang 2, terang 2 ke terang 3, dst) atau jarak antar gelap yang berdekatan (misalkan gelap 1 ke gelap 2, gelap 2 ke gelap 3, dst) dan ½ ∆y adalah jarak antar terang dan gelap yang berdekatan (misalkan dari terang 1 ke gelap 1, dari gelap 1 ke terang 2, dari terang 2 ke gelap 3, dst). Seperti yang telah dijelaskan pada materi interferensi celah ganda pada gelombang cahaya, persamaan matematis berkaitan dengan pola terang adalah
d sin θ = mλ ... (m = 0, ±1, ±2, ±3, ...)
dy = mλR
y = mλR/d
persamaan matematis berkaitan dengan pola gelap adalah 
d sin θ = (m + ½)λ ... (m = 0, ±1, ±2, ±3, ...)
dy = (m + ½)λR
y = (m + ½)λR/d
Frinji sendiri merupakan jarak antar terang yang berdekatan atau jarak antar gelap yang berdekatan (∆y), sehingga lebar frinji ini adalah selisih antara jarak pola terang yang berdekatan (terang 1 dan 2, terang 3 dan 4, dst) ke pola terang pusat. Misalkan untuk mengetahui lebar frinji kita menggunakan selisih antara jarak terang kedua dan pertama terhadap terang pusat. Secara matematis dapat ditulis
∆y = y2 – y1 (boleh y3 – y2, y4 – y3)
∆y = m2λR/d – m1λR/d
∆y = 2λR/d – 1λR/d
Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)

 
Dimana :
∆y = frinji atau jarak antar terang atau gelap yang berdekatan (m)
λ = panjang gelombang (m)
R = jarak celah ke layar (m)
d = jarak antara kedua celah (m)

dari persamaan di atas, tentunya kita dapat menentukan bahwa jarak antar terang dan gelap yang berdekatan adalah setengah dari jarak antar terang atau gelap yang berdekatan.
Mengenal frinji pada interferensi celah ganda (Gelombang Cahaya)

 
konsep ini akan sangat berguna jika kita diminta untuk menentukan jarak antar terang atau dari terang ke n sampai gelap ke m. untuk lebih memahami konsep ini silahkan dibuka latihan soal tentang interferensi cahaya celah ganda.


Sabtu, 04 Juni 2022
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)

Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)

 

Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)

Gambar 1. Interferensi pada gelombang air
(sumber : University Physics with Modern Physics)

Interferensi gelombang dapat terjadi ketika gelombang di hasilkan dari dua sumber yang koheren (kedua gelombang selalu memiliki beda fase yang tetap) seperti yang terlihat pada gelombang air di atas. Interferensi pada gelombang air memang mudah dilihat akan tetapi interferensi pada gelombang cahaya susah untuk dilihat, hal ini dikarenakan cahaya yang merambat pada medium yang sama tidak dapat dilihat.
Sekitar tahun 1800 seorang ilmuwan asal inggris Thomas Young mengawali eksperimen untuk meneliti interferensi pada cahaya dengan melakukan percobaan. Skema percobaan yang dilakukan oleh Young digambarkan seperti berikut
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)


Gambar 2. Skema percobaan interferensi cahaya celah ganda Thomas Young
(sumber : University Physics with Modern Physics)

Pada gambar 2a, terlihat sebuah sumber cahaya monokromatis ditembakkan melalui celah sempit (So) dengan lebar sekitar 1 μm,. Namun, cahaya yang keluar dari celah ini tidak cocok untuk digunakan dalam percobaan Inteferensi karena masih belum koheren. Oleh karena itu, oleh Young cahaya yang keluar dari celah pertama di teruskan ke dua celah selanjutnya (S1 dan S2) yang memiliki lebar sekitar 1 μm dan berjarak sepersepuluh atau seperseratus μm. Muka gelombang yang keluar dari celah pertama berbentuk Cylindrical kemudian menyebar hingga masuk ke celah ganda S1 dan S2, gelombang cahaya yang masuk ke kedua celah ini memiliki fase yang sama karena menempuh jarak yang sama dari celah pertama. Gelombang cahaya yang keluar dari celah ganda juga akan tetap sefase, sehingga celah ganda ini dapat disebut sebagai sumber cahaya yang koheren sehingga cocok digunakan dalam percobaan interferensi gelombang cahaya.
Untuk memvisualisasikan hasil interferensinya, gelombang cahaya yang keluar dari celah ganda kemudian ditangkap oleh layar sehingga terbentuk pola gelap terang pada layar seperti yang terlihat pada gambar paling kanan. Perhatikan gambar 2b yakni bentuk geometri dari interferensi cahaya yang digunakan untuk menyederhanakan dalam melakukan analisis interferensi cahaya pada titik P berkas cahaya yang berkumpul akan lebih terang hal ini menandakan terjadinya interferensi konstruktif dan di daerah sebelahnya terlihat lebih redup, hal ini menandakan terjadinya interferensi destruktif.
kita asumsikan bahwa jarak R (di beberapa buku kadang jarak celah ke layar diberi simbol “L”) dari celah ke layar jauh lebih besar daripada jarak antara kedua celah d sehingga berkas sinar-sinar yang keluar sangat mendekati sejajar (2c), hasil seperti biasanya terjadi pada percobaan dengan cahaya, jarak antar celah yang berkisar pada beberapa milimeter dibandingkan dengan jarak celah ke layar yang berkisar beberapa meter atau lebih, sehingga perbedaan panjang lintasan berkas sinar sesuai dengan persamaan 
r2 – r1 = d sin θ ... (1)
dimana θ merupakan sudut antara berkas sinar yang keluar dari celah dengan jarak celah ke layar (gambar 2c).

Interferensi konstruktif dan destruktif pada celah ganda

Sebelum masuk ke penjelasan interferensi konstruktif dan destruktif pada celah ganda, mari kita sejenak mengingat kembali bagaimana proses terjadinya interferensi konstruktif maupun destruktif pada gelombang. Perhatikan gambar berikut.
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)

Gambar 3. Interferensi pada gelombang bunyi
(sumber : University Physics with Modern Physics)

Gambar 3 menunjukkan dua buah sumber gelombang S1 dan S2 memancarkan gelombang dengan amplitudo dan panjang gelombang (λ) yang sama, serta  fase yang konstan. misalkan kita meninjau sebuah titik a yang berada pada sumbu x dengan jarak yang sama dari kedua sumber gelombang (gambar 3a). Jika gelombang yang dihasilkan oleh kedua sumbernya memiliki amplitudo, panjang gelombang dan fase yang sama ketika gelombang meninggalkan kedua sumber adalah sefase, maka gelombang tersebut akan tiba di titik a dalam waktu yang sama dan tetap sefase. Sehingga amplitudo total di titik a akan menjadi dua kali amplitudo awalnya karena terjadi interferensi dari kedua gelombang tersebut. Hal tersebut berlaku juga untuk semua area. 
Sekarang kita perhatikan gambar 3b, terlihat bahwa jarak dari sumber ke dua (S2) ke titik b lebih panjang 2λ dari pada jarak dari sumber kedua (S2) ke titik b. Hal ini menyebabkan sebuah puncak dari sumber pertama akan tiba di titik b dua kali lebih awal dari pada puncak dari sumber kedua yang memancar bersamaan dari sumber satu dan sumber dua. Ketika dua  puncak gelombang tiba bersamaan pada suatu titik (disebut sefase) maka amplitudo pada titik tersebut akan menjadi dua kali semula sebagai akibat dari interferensi dari kedua gelombang yang datang. Interferensi yang terjadi ketika kedua amplitudo ini saling menguatkan disebut dengan interferensi konstruktif. Misalkan jarak dari sumber pertama ke titik b disebut dengan r1 dan jarak dari sumber kedua ke titik b disebut dengan r2 maka agar terjadi interferensi konstruktif selisih jarak kedua sumber ini harus kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombangnya (λ). Secara matematis hubungan ini dapat ditulis
r2 – r1 = mλ → ( m = 0, ± 1, ± 2, ±3, ... ) ... (2)
Agak sedikit berbeda jika kita melihat gambar 3c, selisih dari jarak sumber pertama ke titik c (r1) dengan jarak dari sumber kedua ke titik c (r2) adalah -2,50 λ, yang mana merupakan kelipatan setengah dari panjang gelombangnya. Ketika sebuah puncak gelombang (amplitudo positif) dari sumber 1 tiba di titik c, pada saat yang bersama dari sumber ke dua yang datang adalah lembah gelombang (amplitudo negatif), sehingga terjadi interferensi dari puncak dan lembah gelombang yang mengakibatkan keduanya saling melemahkan dan amplitudo di titik c sama dengan nol. Interferensi yang terjadi ketika kedua amplitudo saling melemahkan disebut dengan interferensi destruktif. Dengan kata lain interferensi destruktif akan terjadi jika selisih jarak kedua sumber ke suatu titik harus kelipatan dari setengah panjang gelombangnya (λ). secara matematis dapat ditulis
r2 – r1 = (m + ½) λ → ( m = 0, ± 1, ± 2, ±3, ... ) ... (3)
Interferensi konstruktif dan destruktif juga terjadi pada gelombang cahaya sehingga terjadi pola pita gelap terang pada layar seperti ditunjukkan gambar berikut.
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)
Gambar 4. Pola gelap terang percobaan interferensi celah ganda Young yang tertangkap pada layar 
(sumber : University Physics with Modern Physics)

Pola terang menandakan terjadinya interferensi konstruktif pada titik tersebut, sedangkan pola gelap menandakan terjadinya interferensi destruktif pada titik tersebut. Dengan mensubstitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) kita akan mendapatkan persamaan saat terjadi pita terang (interferensi konstruktif) sebagai berikut.
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)
Sedangkan jika kita mensubstitusikan persamaan (1) ke persamaan (3), kita akan mendapatkan persamaan saat terjadi pita gelap (interferensi destruktif) sebagai berikut
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)
perhatikan kembali gambar 2a dan gambar 4, terdapat persamaan bahwa bagian tengah dari pola tersebut terlihat paling terang, pola ini kita sebut sebagai terang pusat jarak dari pita terang atau gelap ke terang pusat adalah y (gambar 2b). berdasarkan gambar 2b kita dapat menuliskan bahwa
tan θ = y/R ... (6)
Karena jarak pola pita ke terang pusat (y) jauh lebih kecil daripada jarak dari celah ke layar (R) maka sudut θ yang terbentuk sangat kecil, sehingga nilai tan θ ≈ sin θ, sehingga persamaan (6) dapat kita tulis
sin θ = y/R ... (7)
Dengan mensubstitusikan persamaan (7) ke persamaan (4) dan (5) kita dapatkan persamaan baru yakni.
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)
untuk pola pita terang, dan
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda Young (Materi fisika kelas 11)
untuk pola pita gelap.
persamaan-persamaan di atas adalah untuk menentukan jarak dari pita terang atau gelap ke terang pusat, bagaimana jika yang ditanyakan di soal adalah jarak antar pita terang, jarak antar pita gelap, atau jarak pita ke n sampai ke m? untuk itu silahkan di baca konsep tambahan tentang materi ini yakni terkait dengan frinji pada interferensi celah ganda (gelombang cahaya)
Demikian uraian singkat tentang interferensi gelombang cahaya, semoga dapat membantu para pembaca dalam memahami materi ini. Untuk lebih memahami materi ini silahkan dilihat Latihan Soal Interferensi Cahaya Celah Ganda
Get new posts by email:
Mode Malam