Hukum Coulomb pertama kali dikemukakan oleh Charles Augustin de Coulomb seorang fisikawan asal Perancis pada tahun 1785,
atas jasanya dibidang fisika nama Coulomb dijadikan menjadi satuan muatan listrik dan gaya listrik disebut juga gaya Coulomb.
Beliau, meneliti terkait dengan hubungan antara besar gaya listrik dengan besar muatan dan jarak antar muatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Charles Coulomb, pada akhirnya menyimpulkan bahwa “Besarnya gaya interaksi antar muatan listrik
sebanding dengan besar muatan listrik dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya”. Pernyataan di atas tersebut kemudian
hukum Coulomb yang mana secara matematis dituliskan sebagai berikut
Keterangan :
FC = Gaya Listrik / Gaya Coulomb (N)
k = konstanta (Nm2/C2)
q12 = besar muatan (C)
r = jarak antar muatan (m)
ε0 = Permivitas ruang hampa (Nm2/C2)
jika kedua muatan berada dalam medium selain vakum atau udara, permivitas medium ε dihitung dengan persamaan berikut
Dengan εr permivitas relatif atau tetapan dielektrik
Nah, ketika melihat suatu persamaan fisika kebanyakan siswa akan merasa sulit dihafal, bingung menghitungnya, dsb.
Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa menggunakan teknik “jembatan keledai” dengan membuat sebuah kalimat dari rumus
di atas agar mudah diingat, misalkan rumus di atas dapat dibuat sebuah kalimat “KaQiQuRemuk2”, silahkan membuat kalimat-kalimat
lain yang sekiranya mudah dihafal.
Sekarang mari kita lakukan analisis dari gaya listrik sesuai hukum Coulomb di atas, perhatikan gambar berikut
(a) dua muatan yang berlawanan jenis timbul gaya listrik yang saling tarik-menarik
(b) dua muatan yang sejenis timbul gaya listrik yang saling tolak-menolak
Berdasarkan gambar di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa arah gaya listrik bisa berubah bergantung pada
jenis muatan yang berinteraksi, Perhatikan pula indeks yang dituliskan pada gaya listrik di atas bermakna F12
adalah gaya yang bekerja pada muatan 1 karena muatan 2, F21 adalah gaya yang bekerja pada muatan 2 karena muatan 1.
Definisi tersebut merupakan implikasi karena berlakunya Hukum III Newton tentang gaya Aksi-Reaksi. Jadi dapat dikatakan bahwa,
gaya listrik yang timbul antara dua muatan merupakan pasangan gaya Aksi-Reaksi. Lebih jauh, jika diperhatikan lagi hukum Coulomb
ini perlu diperhatikan 2 point utama
Gaya listrik sebanding dengan besar muatan
Semakin besar muatan yang berinteraksi, maka gaya listrik yang timbul akan semakin besar, begitu pula sebaliknya
Gaya listrik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
Semakin jauh jarak antara muatan listrik, maka besar gaya listriknya akan semakin kecil
Dua point di atas adalah sifat kesebandingan secara matematis dari suatu persamaan atau rumus matematis,
sehingga kita dapat menuliskan persamaan perbandingannya
Indeks “B” untuk keadaan akhir dan indeks “A” untuk keadaan awal, Silahkan dibuktikan sendiri ya ….
Penting !!
Persamaan perbandingan dapat dipahami dengan mudah dengan memperhatikan sifat kesebandingan dan indeks yang dituliskan.
Jika dua besaran sebanding maka penulisan indeksnya tetap (antara gaya “F” dengan besar muatan “q”) dan jika dua besaran
berbanding terbalik maka penulisan indeksnya dibalik (antara gaya “F” dan jarak “r”).
Satu konsep lagi yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hukum Coulomb ini yakni bahwa gaya listrik merupakan besaran vector,
sehingga dalam analisisnya kita juga harus mematuhi kaidah – kaidah atau konsep yang berlaku di besaran vektor.
Nah untuk lebih memahami penggunaan hukum Coulomb ini perhatikan beberapa contoh soal berikut ini Contoh Soal soal 1
Dua bola X dan Y terpisah sejauh 9 m. muatan pada bola X adalah 3 μC dan muatan pada bola Y adalah 1 μC.
Jika F adalah besar gaya X pada Y, nilainya adalah ….
A. k x 10-12 N
B. 1/3 k x 10-12 N
C. 1/9 k x 10-12 N
D. 1/27 k x 10-12 N
E. 1/81 k x 10-12 N Kunci jawaban : “D”
pembahasan soal nomor 1:
q1 = 3 μC = 3 . 10-6 C
q2 = 1 μC = 1 . 10-6 C
r = 9 m
F … ?
soal 2
Dua bola bermuatan kecil terpisah sejauh 0,05 m dan saling tola-menolak dengan gaya 18 x 10-4 N.
ketika bola bermuatan terpisah sejauh 0,15 m dalam medium yang sama, gaya tolak-menolak sebesar ….
A. 1 x 10-4 N
B. 2 x 10-4 N
C. 3 x 10-4 N
D. 6 x 10-4 N
E. 8 x 10-4 N Kunci jawaban : “B”
pembahasan soal nomor 2:
rA = 0,05 m = 5 . 10-2 m
FA = 18 x 10-4 N
rB = 0,15 m = 15 . 10-2 m
FB … ?
Karena gaya listrik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak, maka persamaan perbandingannya dapat ditulis
soal 3
Total dua muatan q1 dan q2 adalah 5 μC, jika kedua muatan tersebut dipisahkan sejauh 3 m, setiap muatan akan
merasakan gaya listrik sebesar 4 mN. Besar q1 dan q2 berturut-turut adalah ….
A. -4μC dan 10μC
B. 3μC dan 3μC
C. 4μC dan 2μC
D. 5μC dan 1μC
E. 8μC dan -2μC Kunci Jawaban :
pembahasan soal nomor 3:
q1 + q2 = 5μC
q2 = 5 . 10-6 – q1
r = 3 m
F = 4 mN = 4 . 10-3 N
soal 4
Muatan +Q coulomb ditempatkan di x = -1 m dan muatan -2Q coulomb ditetapkan di x = +1 m. Muatan uji +q coulomb yang diletakkan di
sumbu X akan mengalami gaya total nol jika ia diletakkan di x = ….
A. –(3 + √8) m
B. -1/3 m
C. 0 m
D. 1/3 m
E. (3 + √8) m Kunci jawaban :
pembahasan soal nomor 4:
Dari pertanyaan di atas, ada 2 kondisi letak muatan +q yakni di antara kedua muatan (indside)
atau di bagian samping (outside) baik di samping kanan atau kiri agar total gayanya sama dengan nol.
Resultan gayanya sama dengan nol pada muatan ketiga dapat diperoleh dengan syarat kedua gaya listrik yang dihasilkan
pada muatan +q harus berlawanan arah dan sama besar. jika ingin mendapatkan gaya yang berlawanan arah dari kedua muatan,
maka muatan +q harus diletakkan di samping kedua muatan tidak boleh ditengah, dan supaya sama besar, maka muatan +q harus
lebih dekat ke muatan yang besar dan lebih jauh dari muatan yang kecil. Oleh karena itu, posisi yang paling mungkin adalah
berada di sebelah kiri muatan +Q seperti gambar berikut
maka
soal 5
Tiga muatan sejenis dan sama besar Q terletak pada satu bidang. Jika pusat-pusat tiap muatan dihubungkan terbentuk
segitiga sama sisi dengan panjang sisi 2a. besar gaya Coulomb yang dialami oleh salah satu muatan dinyatakan dalam, k, Q, dan a adalah …..
A. (kQ2/a2) √3
B. (kQ2/2a2) √3
C. (kQ2/3a2) √3
D. (kQ2/4a2) √3
E. (kQ2/5a2) √3 Kunci Jawaban : “D”
pembahasan soal nomor 5:
Untuk menjawab soal di atas perhatikan ilustrasi berikut ini
Perlu diperhatikan, bahwa jarak antar muatan sama (karena di titik sudut segitiga sama sisi) dan besar muatannya sama,
maka besar gaya interaksi di salah satu muatan adalah sama besar (F31 = F32) sehingga kita bisa mencari salah satunya saja
Untuk menentukan besarnya Resultan gaya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
soal 6
Dua muatan masing-masing 8μC dan 2 μC diletakkan pada sumbu X pada jarak 6 m satu sama lain.
Muatan pertama terletak pada pusat koordinat. Agar sebuah muatan negative tidak mengalami gaya sedikitpun,
maka muatan ini harus diletakkan pada posisi ….
A. X = - 4m
B. X = - 2m
C. X = 2m
D. X = 4m
E. X = 8m Kunci Jawaban : “C”
pembahasan soal nomor 6:
Resultan gayanya sama dengan nol pada muatan ketiga dapat diperoleh dengan syarat kedua gaya listrik yang
dihasilkan pada muatan -q harus berlawanan arah dan sama besar. jika ingin mendapatkan gaya yang berlawanan
arah dari kedua muatan, maka muatan -q harus diletakkan di antara kedua muatan tidak boleh ditengah, dan
supaya sama besar, maka muatan -q harus lebih dekat ke muatan yang besar dan lebih jauh dari muatan yang kecil.
Oleh karena itu, posisi yang paling mungkin adalah seperti gambar berikut
Maka
Materi relativitas khusus Einstein dipelajari oleh siswa kelas 12 di tingkat SMA/MA pada semester 2, materi ini sering kali dianggap siswa sebagai salah satu materi yang sulit untuk dipahami apalagi menyelesaikan soal-soalnya. Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal relativitas khusus einstein adalah bagaimana cara mengilustrasikan soal tentang penjumlahan kecepatan relativistik dan memasukkan besaran-besaran yang diketahui ke dalam rumus yang ada, kesulitan kedua yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal relativitas khusus Einsten menentukan besarnya kecepatan v dari tetapan γ yang diketahui atau sebaliknya. Untuk yang kedua sih, mungkin banyak yang lebih kepada malas menghitung karena menggunakan persamaan yang cukup rumit.
Jurus jitu : menyelesaikan soal relativitas khusus einstein saya buat dengan maksud untuk sharing-sharing saja karena menurut saya cara ini bisa digunakan untuk membantu dalam memahami dan menyelesaikan soal tentang relativitas Einstein. Saya tidak mengklaim Jurus jitu (atau bisa disebut cara cepat, rumus cepat bebas lah) ini bukan berarti cara yang paling baik, mungkin diantara para pembaca ada yang memiliki cara yang lebih baik bisa di sharing di kolom komentar, serta jurus jitu ini bukan berarti cocok untuk digunakan oleh semua orang, karena pemahaman tiap orang pasti berbeda-beda, silahkan digunakan jika dirasa cocok jangan digunakan jika tak cocok. Sebelum membahas jurus jitu yang akan saja jabarkan, pertama-tama perlu diperhatikan beberapa konsep, untuk mengkroscek hasil perhitungan dengan teori yang ada.
Konsep 1 :
Tidak ada kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya (c) yakni sebesar 3 x 108 m/s. sehingga kecepatan tidak mungkin bernilai lebih dari c, seperti 1,1 c, 2 c¸ 3,2 c dst. Konsep 2 :
Nilai γ selalu lebih besar dari pada 1 (γ > 1)
Jika dalam perhitungan hasilnya tidak sesuai dengan konsep di atas, silahkan dicek kembali rumus atau perhitungannya.
Jurus Jitu Pertama : menyelesaikan soal penjumlahan kecepatan relativistik
Persamaan umum untuk penjumlahan kecepatan relativistik adalah
Keterangan :
vAB : kecepatan benda “A” terhadap benda “B”
vAP : kecepatan benda “A” terhadap benda “P”
vPB : kecepatan benda “P” terhadap benda “B”
Pada persamaan di atas saya menggunakan kata “benda” untuk menunjukkan objek yang diamati, akan tetapi pada soal biasanya objek dapat berupa pesawat, planet, elektron, peluru, dll. Perhatikan penulisan persamaan di atas selalu ada tiga buah kecepatan yakni satu kecepatan di ruas kiri (yang ditanyakan) dan dua kecepatan di sebelah kanan (yang diketahui), pada bagian indeksnya jika yang ditanyakan memiliki indeks “AB” maka penulisan indeks kecepatan pada ruas kanan harus “AP + PB”, jadi dapat kita katakan untuk “membentuk” indeks “AB” maka indeks penyusunnya adalah “AP + PB” atau bisa juga “A1 + 1B” dsb bergantung pada yang diketahui di soal, namun yang penting adalah bagian tengahnya harus sama. Dalam menyelesaikan soal tentang penjumlahan kecepatan relativistik ini, tidak terlalu sulit, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
Kecepatan adalah besaran vektor
Konsep dasar tentang kecepatan adalah bahwa kecepatan merupakan besaran vektor yang mana perlu memperhatikan arahnya. untuk dua benda yang bergerak searah maka kecepatannya sama-sama bernilai positif, sedangkan untuk dua benda yang bergerak berlawanan arah maka salah satu kecepatannya bernilai negatif dan yang lain bernilai positif
Kecepatan adalah besaran vektor
Peng”indeks”an besaran kecepatan harus sesuai dengan soal, hal ini penting untuk dilakukan agar tidak salah dalam memasukkan ke dalam persamaan, serta dalam memberikan indeks saya pribadi tidak harus selalu menggunakan indeks “1, 2, A, atau B” pemberian indeks disesuaikan dengan soalnya.
Contoh :
Pesawat terbang A bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap planet Bumi. Penulisan kecepatannya adalah vAB
Sebuah peluru ditembakkan dari pesawat 1 dengan kecepatan sebesar v relatif terhadap pesawat 1. Penulisan kecepatannya adalah vP1
Sifat indeks
Sifat indeks yang dimaksudkan disini adalah jika penulisan indeksnya dibalik maka kecepatannya akan bernilai negatif, perhatikan contoh berikut ini.
vAB = -vBA
vBP = -vPB
untuk lebih memahami jurus jitu yang pertama ini, mari kita simak beberapa contoh soal berikut.
Contoh soal 1
Sebuah pesawat bergerak dengan kecepatan 0,6 c terhadap bumi. Dari pesawat ditembakkan peluru dengan kecepatan 0,4 c searah dengan gerak pesawat. Kecepatan peluru terhadap bumi adalah ….
pembahasan soal nomor 1:
Berdasarkan soal di atas, kita dapat mengetahui ada tiga buah objek yang diamati yakni pesawat (indeks “P”), peluru (indeks “R”), dan bumi (indeks “B”), gerakan ketiga objek tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
vPB = 0,6c (kecepatan pesawat relatif terhadap bumi)
vRP = 0,4c (kecepatan peluru relatif terhadap pesawat)
vRB = ... ? (kecepatan peluru relatif terhadap bumi)
tuliskan persamaan umumnya sebagai berikut
(hasil kecepatannya tidak melebihi “c”)
Contoh Soal 2
Dua buah jet F16 Hornet dan F15 Tiger saling berpapasan, pengamat dibumi mengukur kecepatan jet F16 = 0,75 c dan jet F15 = 0,85 c. Tentukan kecepatan relatif jet F15 terhadap jet F16?
pembahasan soal nomor 2:
Berdasarkan soal di atas, kita dapat mengetahui ada tiga buah objek, yakni jet F16 Hornet (indeks “H”), jet F15 Tiger (indeks “T”) dan bumi (indeks “B”), gerakan ketiga objek tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Perhatikan pertanyaannya, yakni kecepatan relatif jet F15 (Tiger) terhadap jet F16 (Hornet) sehingga penulisan indeks kecepatannya adalah vTH.
vHB = 0,75c (kecepatan pesawat F16 relatif terhadap bumi)
vBH = -0,75c (ketika indeksnya di balik, maka akan bernilai negatif)
vTB = -0,85c (kecepatan pesawat F15 relatif terhadap bumi)
tanda negatif, karena pesawat F15 Tiger bergerak ke kiri
vTH = ... ? (kecepatan pesawat F15 relatif terhadap pesawat F16)
kita dapat menuliskan persamaan umumnya sebagai berikut
Tanda negatif menunjukkan pesawat F15 Tiger bergerak ke arah kiri relatif terhadap bumi (hasilnya kurang dari “c”)
Contoh soal 3
Pesawat angkasa Alfa berkecepatan 0,9 c terhadap bumi, jika pesawat Beta melewati pesawat Alfa dengan kecepatan relatif 0,5 c. Berapakah kecepatan pesawat Beta terhadap bumi?
pembahasan soal nomor 3:
Berdasarkan soal kita dapat mengetahui ada tiga objek yakni pesawat angkasa Alfa (indeks “A”, pesawat angkasa Beta (indeks “B”), dan bumi (indeks “P”). gerak ketiga pesawat tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
vAP = 0,9c (kecepatan pesawat alfa terlatif terhadap bumi)
vBA = 0,5c (kecepatan pesawat Beta relatif terhadap pesawat Alfa)
vBP = ... ? (kecepatan pesawat Beta relatif terhadap bumi)
kita dapat menuliskan persamaan umumnya sebagai berikut
(hasil kecepatannya tidak melebihi “c”)
Jurus Jitu Kedua : hubungan antara kecepatan “v” dengan nilai “γ”
Dalam menganalisis gerak benda dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, kita akan mengenal suatu nilai “γ” yang merupakan “faktor koreksi” dimana besarnya kecepatan ini dapat ditentukan dari kecepatan benda "v". nilai “γ” ini akan selalu ada ketika membahas soal tentang relativitas khusus Einstein baik itu terkait dengan massa, panjang, waktu, energi maupun momentum relativistik. Secara matematis hubungan antara kecepatan benda "v" dengan nilai “γ” dapat dilihat sebagai berikut.
Ketika melihat persamaan di atas, biasanya para siswa sudah berpikiran bahwa akan rumit penyelesaiannya sehingga menyebabkan rasa tidak ingin melanjutkan mengerjakan soal tersebut. sebagai contoh untuk benda yang bergerak dengan kecepatan 0,6c, nilai “γ” dapat ditentukan seperti berikut.
cara yang panjang seperti di atas sering kali membuat siswa sudah malas untuk mengerjakan soal. Nah pada kesempatan kali ini yang ingin saya share adalah salah satu cara atau teknik yang dapat digunakan untuk menentukan nilai “γ” dari kecepatan benda atau sebaliknya yakni dengan menggunakan konsep phytagoras.
Hubungan antara nilai “γ” dan kecepatan "v" dapat terlihat pada konsep phytagoras. Perhatikan gambar berikut untuk lebih jelasnya,
Konsep phytagoras sering digambarkan dalam segitiga siku-siku seperti gambar di atas yang terdiri dari tiga sisi yakni 2 sisi siku-siku dan satu sisi miring, segitiga siku-siku memiliki persamaan tersendiri yakni c2 = a2 + b2 dengan c adalah sisi miring serta a dan b adalah sisi siku-sikunya. misalkan sebuah benda bergerak dengan kecepatan v = 0,6c, maka kita dapat menuliskannya dalam bentuk pecahan biasa v = 6/10 c, dimana pembilang (6) sebagai salah satu sisi siku-siku dan penyebut (10) sebagai sisi miringnya (perhatikan gambar garis kuning). pasangan sisi siku-siku lainnya kita misalkan “x” seperti terlihat pada gambar. nilai “γ” dalam bentuk pecahan disusun atas sisi miring sebagai pembilang (10) dan sisi siku-siku yang belum diketahui sebagai penyebut (x) , sehingga dengan menggunakan aturan phytagoras pasangan angka untuk triple phytagoras yang cocok adalah 6, 8, 10. Dengan demikian nilai “γ” dapat dengan mudah kita ketahui besarnya 10/8.
Teknik ini dapat kita gunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terkait dengan relativitas khusus Einstein, berikut disajikan tabel hubungan antara kecepatan v dengan nilai “γ” dengan menggunakan triple phytagoras.
Untuk lebih memahami jurus jitu yang kedua ini, perhatikan beberapa contoh soal dibawah ini.
Contoh soal 1
Pada saat bergerak, panjang sebuah pesawat menjadi setengah dari pesawat itu dalam keadaan diam. Jika c adalah kecepatan cahaya, maka kecepatan pesawat itu relatif terhadap pengamat yang diam adalah ….
pembahasan soal nomor 1:
Berdasarkan soal dapat diketahui,
L = ½ L0
v ... ?
persamaan panjang relativistik benda adalah
Jika kita setarakan dengan soal, maka
Ingat dengan menggunakan konsep tripel phytagoras sisi miringnya adalah 2 dan satu sisi siku-sikunya adalah 1, maka sisi siku-siku lainnya dapat ditentukan dengan cara
c2 = a2 + b2
22 = 12 + x2
4 = 1 + x2
x2 = 3 x = √3
panjang sisi siku-siku lainnya (sesuai dengan tabel di atas), sehingga kecepatan yang dimiliki oleh pesawat adalah v = ½ √3 c.
Contoh soal 2
Massa benda yang bergerak dengan kecepatan 0,8 c akan berubah menjadi n kali massa diamnya, maka n adalah ….
pembahasan soal nomor 2:
Berdasarkan soal dapat diketahui
v = 0,8 c
m = n m0
n ... ?
persamaan untuk massa relativistik adalah
m = γ m0
jadi pada dasarnya, n adalah nilai γ.
v = 0,8 c
v = 8/10 c
dimana:
10 adalah sisi miring
8 adalah salah satu sisi siku-siku,
Besarnya sisi siku-siku lainnya ditentukan dengan cara
c2 = a2 + b2
102 = 82 + x2
100 = 64 + x2
x2 = 36 x = 6
jadi besar n atau nilai “γ” nya adalah γ = 10/6
Contoh soal 3
Berapakah massa relativistik sebuah partikel (massa diam = 6 kg) yang bergerak dengan kelajuan 0,28 c?
pembahasan soal nomor 3:
Berdasarkan soal dapat diketahui
m0 = 6 kg
v = 0,28 c
m ... ?
persamaan untuk massa relativistik adalah
m = γ m0
sehingga kita menentukan nilai γ terlebih dahulu dengan cara sebagai beriku
v = 0,28 c = 7/25 c
pasangan tripel phytagoras untuk bilangan 7 dan 25 adalah 24 (lihat di tabel), sehingga nilai γ = 25/24
jadi massa relativistiknya
m = γ m0
m = 25/24 . 6
m = 25/4 m = 6,25 kg
Contoh soal 4
Agar energi kinetik benda bernilai 20% energi diamnya dan c adalah kelajuan cahaya dalam ruang hampa, maka benda harus bergerak dengan kelajuan ....
pembahasan soal nomor 4:
Berdasarkan soal dapat diketahui
EK = 20% E0
v... ?
persamaan untuk energi relativisitik adalah
EK = (γ – 1) E0
20% E0 = (γ – 1) E0
0,2 = γ – 1
γ = 1,2
γ = 12/10
dimana
12 merupakan sisi miring
10 merupakan salah satu sisi siku-siku
Untuk itu kita dapat menentukan sisi siku-siku yang lain dengan cara
c2 = a2 + b2
122 = 102 + x2
144 = 100 + x2
x2 = 44 x = 2√11
sehingga benda harus bergerak dengan kecepatan
Demikian jurus jitu : menyelesaikan soal relativitas khusus Einstein yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. jika ada saran-saran, kritik bisa dituliskan di kolom komentas
Gambar 1. Hasil pemeriksaan menggunakan Magnetic Resonance Imagine (MRI)
(sumber : Physics University)
Gambar di atas merupakan salah satu dari aplikasi materi medan magnet yang dipelajari pada mata pelajaran fisika kelas 12, yakni Magnetic Resonance Imagine (MRI) adalah sebuah alat kedokteran yang digunakan untuk memeriksa keadaan di dalam organ tubuh manusia secara lebih akurat daripada menggunakan sinar X seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. prinsip kerja MRI adalah dengan menggunakan konsep medan magnet. Medan magnet selain diaplikasikan dalam bidang kedokteran juga banyak diaplikasikan dalam bidang bangunan, alat-alat berat, dll. oleh karena itu materi ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Silahkan menikmati sedikit ulasan dari saya ini tentang Medan magnet... 😊
Salah satu materi
fisika kelas 12 di semester 1 adalah rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik. Banyak
siswa yang merasa kesulitan ketika belajar materi fisika satu ini, oleh karena
ini disini saya mencoba membantu memberikan penjelasan tentang rangkaian seri
RLC pada arus bolak balik. Materi ini saya tulis sesuai dengan apa yang saya
pahami dan dengan gaya penulisan seperti ini. Selamat menikmati
Tegangan
dan arus bolak-balik (AC)
Arus bolak balik atau alternating
current (AC) merupakan arus listrik yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Listrik yang digunakan di rumah-rumah menggunakan arus
AC hal ini dikarenakan arus AC lebih mudah dihasilkan daripada arus searah atau
direct current (DC) selain itu besar tegangannya dapat diubah-ubah
dengan menggunakan transformator serta lebih cocok untuk transmisi jarak jauh
karena dapat meminimalisir kehilangan energi saat dalam perjalanan.
Arus bolak-balik dihasilkan dari generator AC
yang menggunakan cincin logam seperti digambarkan berikut ini