Soal terkait benda pada bidang miring ada beberapa variasinya mulai dari yang paling sederhana sampai pada yang lebih rumit, akan tetapi meskipun begitu cara analisis dan alur berpikirnya tetap sama yakni gambar terlebih dahulu gaya – gaya yang bekerja pada sistem, tentukan arah gerak benda (jika bergerak) kemudian menggunakan hukum I Newton atau hukum II Newton. Hal yang membedakan pada soal benda pada bidang miring adalah letak sumbu koordinat (x, y), jika pada bidang datar sumbu koordinat ini dalam arah vertikal dan horizontal maka untuk bidang miring posisi sumbu koordinatnya mengikuti bidangnya (miring juga). Perhatikan gambar berikut.
Selasa, 09 Februari 2021

Konsep Fisika | Hukum Newton pada Bidang Miring
Senin, 08 Februari 2021

Konsep Fisika | Gaya pada benda di dalam Lift
Salah satu penerapan hukum Newton yang sering di bahas adalah terkait dengan analisis gaya benda ketika terletak di dalam lift. Beberapa jenis gaya ketika berada di dalam lift antara lain gaya desakan benda terhadap lantai (sama dengan gaya normal) dan gaya tegang tali (untuk benda yang digantung). Untuk menganalisis soal terkait dengan gaya pada benda di dalam lift kita harus menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada sistem kemudian dapat menerapkan hukum I Newton untuk kondisi benda diam dan hukum II Newton untuk kondisi benda bergerak dengan percepatan tertentu.
Benda diletakkan di dasar lift
Ketika benda diletakkan dalam sebuah lift yang bergerak, ternyata benda mengalami perubahan gaya normal (gaya lantai karena berat benda) dapat semakin besar atau semakin kecil. Hal ini bergantung pada gerak lift tersebut, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikutSelasa, 02 Februari 2021

Konsep Fisika | Gaya tegang tali dan gaya kontak
Salah satu penerapan hukum Newton yang sering di bahas adalah terkait dengan gaya tegang tali dan gaya kontak pada benda. gaya tegang tali merupakan gaya pada tali saat tali tegang karena menarik benda atau di tarik dengan gaya tertentu sedangkan gaya kontak merupakan gaya normal ketika dua benda saling bersentuhan. Untuk menganalisis soal terkait dengan gaya tegang dan gaya kontak kita harus menggambarkan gaya – gaya yang bekerja pada sistem kemudian dapat menerapkan hukum I Newton untuk kondisi benda diam dan hukum II Newton untuk kondisi benda bergerak dengan percepatan tertentu
Benda dihubungkan Tali
Analisis gambar 1
Analisis gambar 2
Gaya kontak antar benda
Senin, 18 Januari 2021

Pembahasan Latihan Soal | Dinamika Partikel - Part 1 (Fisika Kelas X)
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas latihan soal tentang dinamika partikel, materi ini cukup panjang dengan banyak variasi soal, oleh sebab itu latihan soal dinamika partikel akan saya tulis dalam 2 bagian. Untuk mempermudah dalam menganalisis soal tentang dinamika partikel beberapa pengetahuan dasar yang perlu dipahami antara lain adalah : cara menggambar gaya, resultan gaya, serta kemampuan matematika dasar seperti perkalian silang, trigonometri, bentuk pecahan. Jika masih kurang memahami, jangan khawatir karna dalam pembahasan latihan soal dinamika partikel ini menggunakan teknik – teknik yang mudah dipahami. Selamat menikmati
Soal nomor 1
(1) Dorongan batu bata pada peti lebih besar daripada dorongan peti pada batu-bata
(2) Dorongan batu-bata pada peti lebih kecil daripada dorongan peti pada batu bata
(3) Dorongan batu bata pada peti sama dengan dorongan peti pada batu data
Pernyataan yang tepat sesuai dengan peristiwa tersebut ditunjukkan oleh nomor
Rabu, 16 Desember 2020

Pembahasan Soal Fisika | UTUL UGM 2018 kode 576 (part 2)
kali ini kita akan melakukan Pembahasan soal UTUL UGM 2018 dengan kode soal 576 Fisika. Sangat cocok buat teman-teman yang berencana ingin melanjutkan study ke UGM jurusan MIPA. Pembahasan soal UTUL UGM 2018 akan dibagi menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang dengan teknik pembahasan ala saya hehehe...,ini adalah bagian kedua semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati
Soal nomor 26
A. √2
B. 1/√2
C. √3
D. 1/√3
E. 2
Kunci jawaban: "D"
Soal nomor 27
A. 15 cm
B. 25 cm
C. 32 cm
D. 35 cm
E. 42 cm
Kunci jawaban: "B"
n1 = 1,5
f1 = 20 cm
n2 = 1,4
f2 ... ?
hubungan antara indeks bias lensa dengan titik fokus lensa terlihat pada persamaan berikut ini
Karena ukuran kedua lensa adalah sama, kita dapat menuliskan perbandingan antara fokus dengan indeks bias lensanya sebagai berikut (indeks bias udara (nu) = 1)
Soal nomor 28
A. 10 cm3
B. 20 cm3
C. 30 cm3
D. 40 cm3
E. 50 cm3
Kunci jawaban: "A"
V1 = 273 cm3
T1 = 20 0C = 293 K
T2 = 30 0C = 303 K
ΔV ... ?
Perbandingan antara suhu dengan volume dapat dilihat pada persamaan berikut
Dimana perubahan volume adalah ΔV = V2 – V1 sehingga dengan memasukkan hasil persamaan di atas kita akan mendapatkan
Pilihan jawaban yang paling mendekati adalah 10 cm3
Soal nomor 29
A. 72 0C
B. 66 0C
C. 60 0C
D. 56 0C
E. 54 0C
Kunci jawaban: "B"
mA = 150 gram
Pada gelas 1
mA1 = 100 gram
m2 = 200 gram
T2 = 48 2C
Pada gelas 2
mA2 = 50 gram
m3 = 150 gram
T3 = 50 0C
Suhu akhir kedua gelas adalah sama (misalkan T’)
Untuk menyelesaikan persoalan ini kita dapat menerapku konsep asas black pada kedua gelas seperti berikut ini
Gelas 1
Qlepas = Qterima
mA1 cair ΔTA1 = m2 cair ΔT2
mA1 ΔTA1 = m2 ΔT2
100 (TA – T’) = 200 (T’ – 48)
TA – T’ = 2(T’ – 48)
TA – T’ = 2T’ – 96
TA – 3T’ = – 96 ... (1)
Gelas 2
Qlepas = Qterima
mA2 cair ΔTA2 = m3 cair ΔT3
mA2 ΔTA2 = m3 ΔT3
50 (TA – T’) = 150 (T’ – 50)
TA – T’ = 3 (T’ – 50)
TA – T’ = 3T’ – 150
TA – 4T’ = – 150 ... (2)
kita dapat menentukan besar TA dengan menggunakan metode eliminasi dimana persamaan (1) dikalikan 4 dan persamaan (2) dikalikan 3. Sehingga menjadi
4TA – 12T’ = – 384
3TA – 12T’ = – 450 -
TA = 66 0C
Jadi suhu awal air dalam gelas A adalah 66 0C
Soal nomor 30
A. kinetik minimum elektron yang dapat lepas dari logam
B. potensial minimum elektron yang dapat lepas dari logam
C. kinetik maksimum elektron yang dapat lepas dari logam
D. potensial maksimum elektron yang tidak dapat lepas dari logam
E. potensial minimum elektron yang tidak dapat lepas dari logam
Kunci jawaban: "C"
EKmaks = e V0
Dimana
e = muatan elektron
V0 = besar potensial henti
Soal nomor 31
A. 10/48 mc2
B. 10/24 mc2
C. 10/12 mc2
D. 1/24 mc2
E. 1/12 mc2
Kunci jawaban: "B"
v1 = 0,6 c
v2 = 0,8 c
Besarnya usaha yang dilakukan sama dengan perubahan energi kinetik yang terjadi, secara matematis dapat ditulis
Jurus Jitu
Perhatikan persamaan energi kinetik di atas, nilai
Sehingga persamaan energi kinetiknya dapat ditulis EK = m0c2(γ – 1)
Ada suatu hubungan antara nilai v dengan γ seperti pada phytagoras, perhatikan tabel berikut
Dengan menggunakan konsep di atas, maka dengan mudah kita dapat menentukan nilai konstanta γ dari nilai v. sehingga kita dapat menerapkannya dalam persamaan di atas sehingga
v1 = 0,6 , maka γ1 = 10/8
v2 = 0,8 , maka γ2 = 10/6
W = ΔEK
W = EK2 – EK1
W = m0c2(γ2 – 1) - m0c2(γ1 – 1)
W = m0c2(γ,sub>2 – 1 - γ1 + 1)
W = m0c2(γ2 – γ1)
W = m0c2(10/6 – 10/8)
W = m0c2(40/24 – 30/24)
W = 10/24 m0c2
Soal nomor 32
A. m0/32
B. m0/16
C. m0/8
D. m0/4
E. m0/2
Kunci jawaban: "A"
T ½ = 12 jam
Massa awal = m0
t1 = 48 jam
t2 = 60 jam
waktu paruh adalah waktu yang diperlukan suatu inti radioaktif untuk meluruh menjadi setengahnya, dalam soal ini waktu paruh inti radioaktif A adalah 12 jam, yang berarti inti akan berkurang menjadi setengahnya dalam waktu 12 jam. maka kita dapat dengan mudah menentukan jumlah inti radioaktif dalam waktu tertentu seperti berikut
Jadi dalam selang waktu 48 jam sampai 60 jam jumlah inti yang berkurang adalah (1/32 – 1/16)m0 = 1/32 m0
Soal nomor 33
A. √2 mc2
B. √3 mc2
C. √4 mc2
D. √5 mc2
E. √6 mc2
Kunci jawaban: "D"
Soal nomor 34
A. 0,5 mc2
B. 0,4 mc2
C. 0,3 mc2
D. 0,2 mc2
E. 0,1 mc2
Kunci jawaban: "D"
p = √0,44 mc
m0 = m
energi kinetik dapat ditentukan dengan persamaan
E = EK + E0
E2 = (EK + E0)2
E2 = EK2 + 2EK.E0 + E02 ... (1)
E2 = E02 + p2c2 ... (2)
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) kita dapat menuliskan
EK2 + 2EK.E0 + E02 = E02 + p2c2
EK2 + 2EK.E0 - p2c2 = 0
EK2 + 2EK.E0 – (√0,44 mc)2c2 = 0
EK2 + 2EK.E0 – 0,44 m2c4 = 0 (E0 = mc2)
EK2 + 2EK.E0 – 0,44 E02 = 0
Untuk menentukan nilai EK kita akan menggunakan rumus abc yakni
Jadi energi kinetiknya adalah 0,2 mc2
Soal nomor 35
A. 1000 km
B. 2000 km
C. 3000 km
D. 4000 km
E. 6000 km
Kunci jawaban: "C"
hM = 1000 km
hN = 6000 km
TM = 8 jam
TN = 27 jam
Hubungan antara periode dan jari-jari dirumuskan oleh Keppler sebagai berikut
R disini yang dimaksud adalah jarak dari satelit ke pusat planet (h + r), sehingga persamaan di atas dapat ditulis
4(rP + hN) = 9(rP + hM)
4(rP + 6000) = 9(rP + 1000)
4rP + 24000 = 9rP + 9000
15000 = 5rP
rP = 3000 km
Selasa, 08 Desember 2020

Pembahasan Soal Fisika | UTUL UGM 2018 kode 576 (part 1)
kali ini kita akan melakukan Pembahasan soal UTUL UGM 2018 dengan kode soal 576 Fisika. Sangat cocok buat teman-teman yang berencana ingin melanjutkan study ke UGM jurusan MIPA. Pembahasan soal UTUL UGM 2018 akan dibagi menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang dengan teknik pembahasan ala saya hehehe...,ini baru bagian pertama semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati
Soal nomor 16
Kamis, 19 November 2020

Soal dan Pembahasan | Gerak melingkar (fisika kelas 10)
Gerak melingkar merupakan salah satu materi fisika yang dipelajari di kelas 10 semester 1, oleh karena itu disini saya mencoba untuk membuat latihan soal materi gerak melingkar lengkap dengan pembahasannya secara terperinci, bisa dijadikan latihan untuk para siswa agar lebih memahami materi gerak melingkar atau referensi oleh guru dalam membuat soal ulangan. Soal yang disajikan memiliki banyak tipe soal yang diambil dari soal-soal ujian masuk atau UN sehingga cocok untuk dibuat belajar menjelang ulangan harian atau akan mengikuti tes. Selamat menikmati
Selasa, 10 November 2020

Materi Medan Magnet | Fisika kelas 12
Gambar di atas merupakan salah satu dari aplikasi materi medan magnet yang dipelajari pada mata pelajaran fisika kelas 12, yakni Magnetic Resonance Imagine (MRI) adalah sebuah alat kedokteran yang digunakan untuk memeriksa keadaan di dalam organ tubuh manusia secara lebih akurat daripada menggunakan sinar X seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. prinsip kerja MRI adalah dengan menggunakan konsep medan magnet. Medan magnet selain diaplikasikan dalam bidang kedokteran juga banyak diaplikasikan dalam bidang bangunan, alat-alat berat, dll. oleh karena itu materi ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Silahkan menikmati sedikit ulasan dari saya ini tentang Medan magnet... 😊
Rabu, 28 Oktober 2020

Pembahasan Soal UTBK 2019 | Fisika (Part 2)
Berdasarkan permintaan salah satu pembaca kali ini kita akan melakukan Pembahasan soal UTBK SBMPTN 2019 Fisika. Sejak tahun 2019 SBMPTN tulis ditiadakan dan diganti dengan UTBK SBMPTN yang berbasis komputer, dimana fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan. Pembahasan soal UTBK SBMPTN 2019 Fisika akan dibagi menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang dengan teknik pembahasan ala saya hehehe..., semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati
Soal nomor 11
A. ρg(V/A) dan ρg(V/A)
B. ρgh dan ρg(h/2)
C. ρg(h/2) dan ρgh
D. ρg(V/2A) dan ρg(V/A)
E. ρg(V/A) dan ρg(V/2A)
Kunci jawaban: "A"
Gambar (1) kondisi cairan sebelum batu dimasukkan memiliki ketinggian h gambar (2) adalah kondisi cairan ketika sebuah batu dimasukkan ke dalam bejana. Berdasarkan gambar tersebut kita dapat melihat terjadi perbedaan volume cairan yang ditunjukkan dengan perbedaan kedalaman cairan sebesar Δh dari sebelum ada batu dan setelah ada batu. Peningkatan volume cairan ini sama dengan volume batu yang dimasukkan, secara matematis dapat ditulis
Vbatu = ΔVcairan
V = A . Δh
Δh = V/A
Lebih jauh jika kita perhatikan perbedaan tekanan hidrostatis di dasar bejana (titik a dan b) dan pada ketinggian ½ h (titik c dan titik d) disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman sebesar Δh ini. Jadi kesimpulannya adalah perbedaan tekanan hidrostatis di dasar bejana dan pada ketinggian ½ h adalah sama besar atau secara matematis dapat ditulis
ΔPac = ΔPcd = ΔP
Dimana
ΔP = ρgΔh
ΔP = ρg (V/A)
Jadi perbedaan tekanan hidrostatis pada dasar bejana dan pada ketinggian ½ h sebelum batu dimasukkan dan setelah batu dimasukkan sebesar ρg(V/A).
Soal nomor 12
A. seperempat kali semula
B. sepertiga kali semula
C. sama dengan semula
D. dua kali semula
E. empat kali semula
Kunci jawaban: "B"
Hukum Bernoulli
Ketika air keluar dari selang (1) hingga mencapai balok (2)
P1 + ½ ρv12 + ρgh1 = P2 + ½ ρv22 + ρgh2
Dimana
P1 = P0 (tekanan udara)
P2 = Pb + P0
v2 = 0 (air berhenti ketika menabrak balok)
h1 = h2
sehingga persamaan hukum Bernoulli
P0 + ½ ρv12 = Pb + P0
½ ρv12 = Pb
Tekanan
Tekanan pada air yang mengenai balok berlaku
P = F/A
½ ρv12 = m.a / A
½ ρv12 A = m.a
Berdasarkan persamaan di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa massa jenis sebanding dengan percepatan, sehingga ketika massa jenisnya berkurang menjadi sepertiganya maka percepatan balok juga berkurang menjadi sepertiganya.
Soal nomor 13
A. kalor jenis es lebih besar daripada kalor lebur es asin
B. titik lebur es asin lebih tinggi daripada titik lebur es
C. kalor jenis es aris lebih besar daripada kalor lebur es
D. titik lebur es asin lebih rendah daripada titik lebur es
E. kalor jenis es asin lebih besar daripada kalor lebur es
Kunci jawaban: "D"
Berdasarkan soal tersebut diketahui bahwa pada keadaan akhir es air asin sebagian sudah melebur (atau mencair) sedangkan es masih belum ada yang melebur, hal ini menunjukkan bahwa es air asin lebih cepat melebur daripada es biasa yang artinya kalor lebur es air asin lebih kecil daripada kalor lebur es dan titik lebur es air asin lebih rendah dari pada titik lebur es.
Soal nomor 14
y = mx + c
dimana sumbu y adalah P dan sumbu x adalah V, sehingga persamaan garis lurusnya dapat kita tulis
P = mV + c ... (1)
Substitusikan pers (1) ke dalam persamaan gas ideal sebagai berikut
PV = nRT (persamaan gas ideal)
(mV + c) V = nRT
mV2 + cV = nRT
(m/nR)V2 + (c/nR)V = T
Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat mengetahui bahwa
T sebagai fungsi kuadrat dari V Sehingga bentuk grafiknya merupakan bentuk grafik persamaan kuadrat seperti pada grafik “D”
Soal nomor 15
A. periode simpangan sebesar π s
B. kecepatan awal simpangan adalah 0,300 m/s
C. frekuensi simpangan π Hz
D. gelombang merambat dipercepat
E. laju perubahan simpangan adalah v = 0,6 sin (2t + π/6)
Kunci jawaban: "A"
Y = A cos (ωt – kx + θ0)
Dengan:
A : amplitudo
ω : kecepatan sudut (ω = 2π/T)
k : jarak dari awal gelombang (k = 2π/λ)
θ0 : simpangan awal
jika kita bandingkan dengan persamaan yang ada di soal maka kita dapat mengetahui
A = 0,3 m
ω = 2
2π/T = 2
T = π s (pilihan “A” benar)
Sebenarnya sampai disini kita sudah bisa mengetahui jawabannya. Untuk membuktikan lainnya simak penjelasan berikut ini
f = 1/T
f = 1/π (pilihan “C” salah)
v = dy/dt
v = d/dt {0,3 cos (2t – x + π/6)}
v = - 0,6 sin (2t – x + π/6) (pilihan “E” salah)
ketika keadaan awal (t = 0 s, x = 0)
v = - 0,6 sin (2.0 – 0 + π/6)
v = - 0,6 sin (π/6)
v = – 0,3 m/s (pilihan “B” salah)
a = dv/dt
a = d/dt {- 0,6 sin (2t – x + π/6)}
a = - 1,2 cos (2t – x + π/6)
tanda negatif menunjukkan percepatan bernilai negatif yang artinya diperlambat
(pilihan “D” salah)
Soal nomor 16
A. diperbesar, maya, tegak
B. diperbesar, nyata, terbalik
C. diperbesar, maya, tegak
D. diperkecil, nyata, tegak
E. diperkecil, maya, tegak
Pernahkah kalian melihat kaca spion ketika sedang berkendara? Ketika kita melihat kaca spion maka kita akan melihat kendaraan di belakang kita secara utuh padahal ukuran kendaraan tersebut jauh lebih besar daripada ukuran kaca spion dengan roda tetap di bagian bawah. Hal ini dikarenakan kaca spion menggunakan cermin cembung sehingga bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak dan diperkecil. Coba bayangkan jika kaca spion menggunakan cermin cekung atau cermin datar, kira-kira apa yang terjadi ketika kita melihat kaca spion saat berkendara?
Soal nomor 17
A. √CW
B. √2CW
C. 2√CW
D. 2√2CW
E. 4√CW
Kunci jawaban: "B"
W = ½ Q2/C,
Dimana pada rangkaian seri kapasitor berlaku jumlah muatannya yang melalui resistor adalah sama besar (Q1 = Q2 = ... = Qseri). Sehingga besar muatan pada masing-masing resistor adalah
W = ½ Q2/C
Q2 = 2WC
Q = √2WC
Soal nomor 18
A. 3,5 volt
B. 3,0 volt
C. 2,5 volt
D. 2,0 volt
E. 1,5 volt
Kunci jawaban: "C"
- Rangkaian merupakan rangkaian paralel Vaf = Vbe = Vcd = Vtot
- Baterai disusun secara seri Ujung kutub positif (garis panjang) pada baterai kedua (ε2) dihubungkan ke kutub negatif (garis pendek) pada baterai pertama (ε1) sehingga tegangan pada af adalah
- Amperemeter mengukur kuat arus total dalam rangkaian
Vaf = ε1 + ε2
Vbe = Vaf
Vbe = ε1 + ε2
Vbe = ε2
Jadi pada dasarnya kita diminta untuk menentukan besar ε2. Untuk itu kita akan menganalisisnya menggunakan hukum Ohm yakni
Vtot = Itot . Rtot
ε1 + ε2 = Itot . Rtot ... (a)
kita dapat memasukkan data pada grafik yang ditunjukkan pada gambar (2) seperti berikut
0,5 + ε2 = 5 x 10-3 . Rtot (data 1)
3,0 + ε2 = 10 x 10-3 . Rtot (data 2) -
-2,5 = - 5 x 10-3 . Rtot
0,5 . 103 = Rtot
Substitusikan nilai Rtot pada salah satu data (misalkan pada data 2) sehingga
3,0 + ε2 = 10 x 10-3 . Rtot
3,0 + ε2 = 10 x 10-3 . 0,5 x 103
3,0 + ε2 = 5,0
ε2 = 2,0 volt
Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 19 dan 20
A. nol
B. ½ qvB
C. √3/2 qvB
D. qvB
E. √3 qvB
Kunci jawaban: "C"
F = Bqv sin θ
maka
F = Bqv sin 600
F = √3 /2 Bqv
Soal nomor 20
A. solenoida dengan sumbu melengkung
B. toroida dengan sumbu sejajar v
C. spiral dengan ukuran penampang mengecil
D. solenoida dengan sumbu sejajar medan magnetik
E. spiral dengan ukuran membesar
Kunci jawaban: "D"
Gambar (a) menunjukkan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah gaya lorentz dari sebuah muatan positif yang bergerak dengan kecepatan tertentu ketika melewati suatu medan magnet. Gambar (b) menunjukkan lintasan yang terbentuk jika muatan positif yang bergerak ke kanan dengan kecepatan v memasuki medan magnet B yang arahnya menjauhi pengaman (cross), lintasan yang terbentuk (lingkaran) dikarenakan kecepatan tegak lurus terhadap medan magnet sehingga arah gaya lorentz akan menuju pusat lingkaran.
Jika kecepatan tidak tegak lurus terhadap medan magnet (seperti pada soal No. 20) maka kita harus meninjau kecepatan dalam arah komponen – komponennya seperti berikut
(sumber: fundamentals of physics) Gambar (a) menunjukkan arah kecepatan yang membentuk sudut ϕ terhadap medan magnet B, komponen kecepatan ini dapat kita uraikan menjadi komponen kecepatan yang sejajar dengan medan magnet (v∥) dan komponen kecepatan yang tegak lurus dengan medan magnet (v⟘). komponen kecepatan yang tegak lurus terhadap medan magnet menentukan jari-jari lintasan yang terbentuk sedangkan komponen kecepatan yang sejajar dengan medan magnet menentukan jarak “pitch” atau jarak antara satu putaran, sehingga lintasan muatan yang terbentuk ketika kecepatannya tidak tegak lurus terhadap medan magnet adalah spiral atau helix (mirip dengan solenoida) dengan sumbu sejajar medan magnet seperti yang terlihat pada gambar (b) di atas.
Minggu, 25 Oktober 2020

Pembahasan Soal UTBK 2019 | Fisika (Part 1)
Berdasarkan permintaan salah satu pembaca kali ini kita akan melakukan Pembahasan soal UTBK 2019 Fisika. Sejak tahun 2019 SBMPTN tulis ditiadakan dan diganti dengan UTBK yang berbasis komputer, dimana fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan. Pembahasan soal UTBK 2019 Fisika akan dibagi menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang dengan teknik pembahasan ala saya hehehe..., semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati