Pada pelajaran fisika di SMP kelas 7 salah satu materi fisika yang dipelajari adalah tentang kalor. materi ini sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan, banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari belajar kalor. materi ini dibuat berdasarkan apa yang saya pahami selama belajar fisika dan diambil dari berbagai sumber yang relevan. selamat menikmati...
Kalor jenis benda didefinisikan sebagai energi dipindahkan
ke 1 kg zat yang menyebabkan suhunya meningkat sebesar 1 K. Berikut tabel kalor
jenis untuk beberapa benda
Saat terjadi perubahan wujud benda dari satu
bentuk ke bentuk yang lain terjadi juga perubahan susunan partikel dan gerak
partikel dari benda tersebut. Berikut gambar terkait dengan gerak partikel pada
masing-masing wujud
Salah satu fenomena yang sering dibahas di dalam
kelas adalah grafik suhu terhadap waktu untuk perubahan wujud air seperti yang
terlihat di bawah ini
Perlu di perhatikan bahwa kalor yang diterima
oleh benda bersuhu rendah bisa digunakan untuk mengubah suhu atau mengubah
wujud dan suhu. Perpindahan kalor dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah akan terus terjadi hingga kedua benda mencapai kesetimbangan termal
(ketika tidak terjadi perubahan suhu lagi), seperti yang terlihat pada grafik
di bawah ini.
Angin darat adalah angin yang bergerak dari darat ke laut, terjadi pada waktu malam hari (udara didarat lebih cepat dingin daripada dilaut). Angin ini digunakan oleh nelayan untuk berangkat melaut.
Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat, terjadi pada waktu siang hari (udara didarat lebih cepat panas daripada dipermukaan laut). Angin ini biasanya digunakan oleh nelayan untuk pulang.
Udara yang dipanaskan
Air yang dipanaskan
Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua
energi listrik yang dikeluarkan menjadi energi panas, sehingga ada faktor efisiensi
dari sebuah peralatan elektronika. Semakin besar efisiensi suatu alat
elektronika, maka jumlah energi kalor yang dihasilkan semakin mendekati jumlah
energi listrik yang dikeluarkan. Konsep efisiensi ini dapat dilihat pada
persamaan berikut
KALOR
Kalor (panas) adalah aliran energi panas dari satu benda ke benda lain
karena perbedaan suhu antara keduanya, secara alami kalor akan berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Satuan kalor dapat dinyatakan
dalam sistem MKS yaitu joule (J) atau dalam sistem CGS yaitu kalori. Satu
kalori sebagai jumlah transfer energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g
air dari 14,5 ° C menjadi 15,5 ° C
1 J =
0,24 kal
1 kal
= 4,2 J
Konversi satuan kalori menjadi joule di atas
merupakan hasil percobaan yang dilakukan oleh James Prescott Joule (1818 –
1889) seorang fisikawan asal inggris, menggunakan alat eksperimen seperti
gambar berikut;
Gambar 1.
Percobaan Joule untuk menentukan bahwa energi mekanik setara dengan energi
kalor. Balok yang jatuh ke bawah membuat dayung berputar sehingga menyebabkan
suhu air meningkat
Sumber :
Fundamentals of Physics
Sistem yang digunakan adalah air dalam wadah yang
terisolasi secara termal. Percobaan ini dilakukan di dalam air dengan roda
dayung yang berputar, yang digerakkan oleh balok-balok berat jatuh dengan
kecepatan konstan. Air yang diaduk menjadi hangat karena gesekan di antara keduanya
dan dayung. Jika energi yang hilang di bantalan dan melalui dinding diabaikan,
maka hilangnya energi potensial balok sama dengan energi yang dihasilkan roda
dayung di dalam air. Jika dua blok jatuh melalui jarak h, kehilangan energi
potensial adalah 2mgh, di mana m adalah massa satu blok; energi inilah yang
menyebabkan suhu air meningkat. Dengan memvariasikan kondisinya percobaan,
Joule menemukan bahwa hilangnya energi mekanik 2mgh sebanding dengan
peningkatan suhu air T. Konstanta proporsionalitas adalah ditemukan sekitar
4,18 J / g ° C. Oleh karena itu, 4,18 J energi mekanik meningkatkan suhu 1 g
air sebesar 1 ° C. Pengukuran yang lebih tepat dilakukan kemudian menunjukkan
proporsionalitas menjadi 4,186 J / g ° C.
Pengaruh kalor terhadap benda ada dua yakni benda
tersebut dapat mengalami perubahan suhu atau benda tersebut dapat mengalami
perubahan wujud
Perubahan suhu
Jika suatu benda mendapatkan kalor (dipanasi) maka suhu
benda tersebut akan semakin tinggi, sebaliknya jika suatu benda kehilangan
kalor (didinginkan) maka suhu benda tersebut akan semakin rendah. Kalor yang
digunakan untuk mengubah suhu suatu benda disebut dengan kalor sensibel. Besarnya
kalor sensibel ini dipengaruhi sebanding dengan massa benda, kalor jenis benda,
dan perubahan suhu benda tersebut. Secara matematis dapat ditulis:
Q
= m . c . ΔT
Jurus jitu :
Agar lebih mudah di hafal, dapat dibuat sebuat kata yakni
“Q=MaCet”
Q ; kalor (J)
m : massa (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg.0C)
ΔT : perubahan suhu (0C)
Perubahan suhu ini, dapat ditentukan dengan cara suhu
akhir – suhu awal
Kalor jenis benda
Kalor jenis benda
pada suhu 250C dan tekanan atmosfer
|
||
Jenis benda
|
Kalor jenis (c)
|
|
J/kg.0C
|
cal/g.0C
|
|
Logam
|
||
Aluminum
|
900
|
0,215
|
Berilium
|
1830
|
0,436
|
Cadmium
|
230
|
0,055
|
Tembaga
|
387
|
0,0924
|
Germanium
|
322
|
0,077
|
Emas
|
129
|
0,0308
|
Besi
|
448
|
0,107
|
Timah
|
128
|
0,0305
|
Silikon
|
703
|
0,168
|
Perak
|
234
|
0,056
|
Kuningan
|
380
|
0,092
|
Non logam
|
||
Kaca
|
837
|
0,200
|
Es (-50C)
|
2090
|
0,50
|
Marmer
|
860
|
0,21
|
Kayu
|
1700
|
0,41
|
Zat cair
|
||
Alkohol
|
2400
|
0,58
|
Merkuri
|
140
|
0,033
|
Air (150C)
|
4186
|
1,00
|
Sumber :
fundamentals of physics
Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat mengetahui
bahwa tiap benda memiliki nilai kalor jenis yang berbeda-beda, sebagai contoh
aluminium memiliki kalor jenis sebesar 900 J/kg0C hal ini memiliki
penjelasan bahwa dibutuhkan energi kalor sebesar 900 J untuk menaikkan suhu 1
kg aluminium sebesar 10C, emas yang memiliki kalor jenis sebesar 129
J/kg0C artinya dibutuhkan energi kalor sebesar 129 J untuk menaikkan
suhu 1 kg emas sebesar 10C.
Catatan:
Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka benda semakin
susah dipanasi (butuh kalor yang lebih besar). Hal ini berarti benda tersebut
semakin bersifat isolator. Begitu pula sebaliknya semakin kecil kalor jenis
suatu benda, maka benda semakin mudah dipanasi (butuh kalor yang lebih kecil).
Hal ini berarti benda tersebut semakin bersifat konduktor.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa emas
(cemas 129 J/kg0C) lebih bersifat konduktor daripada
aluminium (caluminium = 900 J/kg0C)
Kapasitas kalor
Kapasitas panas C suatu zat didefinisikan sebagai jumlah
energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sampel sebesar 1 0C. Berdasarkan
definisi tersebut maka persamaan kalor di atas dapat ditulis sebagai berikut:
Q
= C . ΔT
Perubahan wujud
Suatu zat pada ketika telah mencapai titik leburnya dan
terus diberikan kalor, maka kalor tersebut tidak digunakan untuk mengubah suhu
dari benda tersebut akan tetapi digunakan untuk mengubah wujud benda. Kalor
yang digunakan untuk mengubah wujud benda disebut dengan kalor laten.
Suatu zat dapat mengalami perubahan wujud
jika benda tersebut menerima kalor atau
melepaskan kalor. Agar lebih mudah dalam memahaminya perhatikan diagram
berikut.
Keterangan:
1 : mencair (memerlukan kalor /
panas)
2 : membeku (melepaskan kalor /
panas)
3 : menguap (memerlukan kalor /
panas)
4 : mengembun (melepaskan kalor /
panas)
5 : menyublim (memerlukan kalor/
panas)
6 : menyublim (melepaskan kalor /
panas)
Sumber :
Oxford IB Diploma Progamme : physics
Kalor laten ada dua jenis yakni kalor laten yang
digunakan untuk proses melebur (dari zat padat ke zat cair) atau sebaliknya
yaitu proses membeku (dari zat cair ke zat padat) dan kalor laten yang
digunakan untuk proses menguap (dari zat cair ke zat gas) atau sebaliknya yaitu
proses mengembun (dari zat gas ke zat padat).
Kalor laten yang digunakan untuk proses melebur secara
matematis dapat ditentukan dengan persamaan
QL
= m . L
Dimana L adalah kalor lebur zat (J/kg)
Kalor laten yang digunakan untuk proses menguap secara
matematis dapat ditentukan dengan persamaan
QL
= m . U
Suatu zat yang menerima kalor (dipanasi) atau
melepaskan kalor (didinginkan) akan mengalami beberapa proses perubahan suhu
dan perubahan wujud seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini.
Gambar 2.
Grafik perubahan suhu terhadap waktu
(sumber :
physics study and revision guide)
Berdasarkan grafik di atas, perubahan suhu yang terjadi
dapat menyebabkan perubahan suhu (grafik yang miring) dan perubahan wujud
(grafik yang lurus)
Grafik perubahan wujud air
Gambar 3.
Grafik suhu terhadap waktu untuk air
Berdasarkan grafik di atas, jumlah kalor yang diperlukan bergantung
pada proses yang terjadi misalkan
QAC = Q1 + Q2
QAC = mes ces ΔTes + mes Les
QBE = Q2 + Q3 + Q4
QBE = mes Les + mair cair ΔTair + mair Uair
Tips:
1. Perhatikan satuan dari kalor jenis yang digunakan dalam soal. Jika dalam
J/kg0C maka massa benda juga harus dalam kg, dan jika satuan kalor
jenis benda dalam kal/g0C maka massa benda dalam gram.
2. Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka benda tersebut semakin susah
untuk dipanaskan.
3. Perhatikan juga kalor jenis yang digunakan, harus sesuai dengan bentuk
zatnya
4. Perhatikan perubahan suhu pada persamaan di atas, harus sesuai dengan
kalor yang diakan dihitung.
baca juga :
materi kelas 7: besaran dan pengukuran; suhu dan pemuaian
materi kelas 9: listrik statis
materi kelas 7: besaran dan pengukuran; suhu dan pemuaian
materi kelas 9: listrik statis
Asas black
Jika ada dua benda yang berbeda suhunya di campur atau
saling bersentuhan maka benda yang bersuhu tinggi akan kehilangan kalor sehingga
suhunya menurun dan benda yang bersuhu rendah akan mendapatkan kalor sehingga
suhunya akan meningkat. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh joseph black
(1728 - 1799) seorang fisikawan asal skotlandia
pada tahun 1760 yang dikenal sebagai asas black. Secara umum asas black
berbunyi “jumlah kalor yang dilepaskan benda bersuhu tinggi sama dengan
jumlah kalor yang diterima oleh benda bersuhu rendah” dan secara matematis
dapat ditulis :
Qlepas
= Qterima
Gambar 4. Grafik
suhu terhadap waktu untuk perpindahan
kalor
(sumber : physics
study and revision guide)
Berdasarkan grafik di atas, garis berwarna merah adalah
benda dengan suhu yang lebih tinggi dan garis yang berwarna biru adalah benda
bersuhu rendah. Benda yang awalnya bersuhu tinggi akan mengalami penurunan suhu
(melepaskan kalor) hingga suatu saat suhunya menjadi konstan sedangkan benda yang
awalnya bersuhu rendah akan mengalami peningkatan suhu (menerima kalor) hingga
suatu saat suhunya menjadi konstan. Suhu konstan yang dicapai kedua benda ini
disebut dengan kesetimbangan termal.
Perpindahan kalor
Perpindahan kalor dapat terjadi
karena adanya perbedaa suhu. Berdasarkan mediumnya perbedaan kalor dapat
dibedakan menjadi tiga yakni: konduksi,
konveksi, dan radiasi.
Konduksi
(hantaran) merupakan
perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan mediumnya . biasanya
terjadi pada zat padat. Contoh peristiwa konduksi:
·
Salah
satu ujung sendok terasa panas, ketika ujung lainnya dipanaskan
·
Panci
bagian atas terasa panas, ketika diletakkan diatas kompos yang menyala
Konveksi
(aliran) merupakan
perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan mediumnya dan biasanya
terjadi pada zat cair dan zat gas. Contoh peristiwa konveksi:
Angin darat adalah angin yang bergerak dari darat ke laut, terjadi pada waktu malam hari (udara didarat lebih cepat dingin daripada dilaut). Angin ini digunakan oleh nelayan untuk berangkat melaut.
Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat, terjadi pada waktu siang hari (udara didarat lebih cepat panas daripada dipermukaan laut). Angin ini biasanya digunakan oleh nelayan untuk pulang.
Udara yang dipanaskan
Air yang dipanaskan
Radiasi
(pancaran) merupakan perpindahan kalor
tanpa medium (kalor dipindahkan sebagai gelombang elektromagnetik). Contoh
peristiwa radiasi adalah panas matahari sampai ke bumi (panas matahari melewati
ruang hampa udara)
Perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kalor
Energi kalor merupakan salah satu bentuk energi yang banyak
kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sering kali energi kalor dihasilkan
dari bentuk energi lain atau justru membentuk energi lain. Salah satu contoh
adalah perubahan energi listrik menjadi energi kalor. Perubahan ini biasanya
dimanfaatkan dalam peralatan elektronika seperti setrika, heater, maupun
kompor listrik.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, jumlah energi listrik
yang dilepaskan semuanya akan berubah menjadi energi kalor, sehingga terjadi
kesetaraan antara kedua energi tersebut. Kesetaraan antara energi listrik dan
energi kalor dapat dilihat pada persamaan berikut ini.
Wlis
= Q
P . t = m . c . ΔT
Keterangan :
P : daya listrik (watt)
t : waktu (s)
m : massa (kg)
c : kalor jenis (J/kg 0C)
ΔT : perubahan suhu (0C)
Energi input adalah energi awal sebelum berubah (dalam hal ini adalah
energi listrik) sedangkan energi output adalah energi akhir setelah mengalami
perubahan.
Ingatan :
Dalam konsep energi listrik menjadi energi kalor ini perlu diperhatikan
bahwa satuan dari energi listrik harus sama dengan satuan energi kalor. Jika energi
listrik dalam Joule dan energi kalor dalam kal, maka salah satu harus
dikonversi dulu
untuk melengkapi pemahamannya tentang materi ini silahkan di baca latihan soal dan pembahasan kalor (fisika kelas 9)
Sumber :
Halliday, D. Dan Resnick, R. 2008, Fundamental of Physics 8th edition, John
Wiley and sons, Inc
Tsokos, K, A, 2014. Physics for the IB Diploma Sixth Edition, Cambrige
University press’s
Homer,
D. Dan Micahel, B, J. 2014, 2014 edition Physics Course Companion. Oxford
university press
Allum, J. 2017. Physics Study and Revision
Guide. Hodder Education.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar